Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah pada Oktober 2015 menguat terhadap empat mata uang utama dunia, yakni dolar Amerika Serikat (AS), yen Jepang, dolar Australia, dan euro.
"Dari keempat mata uang ini, nilai tukar rupiah seluruhnya menguat pada Oktober minggu keempat," tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di kantornya, Senin (16/11).
Terhadap dolar AS, kata Suryamin, rupiah mengalami apresiasi sebesar 7,13 persen pada Oktober 2015. Kurs tengah eceran rupiah tertinggi rata-rata di 34 provinsi adalah Rp 13.363,89 per dolar AS, yakni pada minggu kedua Oktober 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Level rupiah yang terkuat atau yang tertinggi adalah di Sulteng (Sulawesi Tenggara) dengan Rp 13.164 per dolar AS dan yang terendah ada di Kaltara (Kalimantan Utara) dengan Rp 13.730 per dolar AS," ujarnya.
Sementara terhadap Yen Jepang, Suryamin mengatakan nilai tukar eceran rupiah menguat 7,72 persen, dengan level tertinggi rata-rata kurs tengah berkisar Rp 111,6 per yen dan terjadi di minggu kedua Oktober. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di Provinsi Aceh sebesar Rp 100 per yen pada minggu pekan yang sama.
Suryamin menambahkan, rupiah juga menguat terhadap dolar Australia sebesar 5,19 persen, dimana tertinggi rata-rata kurs tengah terjadi pada pekan terakhir Oktober yakni di level Rp 9.718 per dolar Australia. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di provinsi Sumatera Barat sebesar Rp 9.600 rupiah per dolar Australia.
Terakhir terhadap Euro, mata uang Garuda terapresiasi sebesar 8,85 persen sepanjang Oktober tahun ini. Level tertinggi rata-rata di 34 provinsi terjadi di minggu keempat Oktober 2015 dengan Rp 14.971,85 per euro. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di Sulawesi Tengah dengan Rp 14.075,62 per euro pada minggu keempat Oktober 2015.
"Kalau kita lihat nilai tukar rupiah terhadap keempat mata uang ini sudah menunjukkan pergrakan yang menguat terus dan juga stabil," ujarnya.
(ags/gen)