Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menandatangani nota kesepahaman (
memorandum of understanding/MoU) Penyediaan, Pertukaran, dan Pemanfaatan Data dan/atau Informasi Statistik, serta Pengembangan Sumber Daya Manusia.
"Nota kesepahaman antara BI dan BPS ini merupakan kelanjutan, merupakan bukti
re-commitment kami dari kerjasama yang pernah ditandatangani 2002," ujar Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Gedung Thamrin Kompleks Kantor BI, Jakarta,Kamis (12/11).
Agus mengungkapkan penandatanganan MoU ini akan meningkatkan komitmen, kerjasama dan sinergi antara BI dan BPS untuk memperkuat kapasitas pemangku kebijakan untuk merespon dan mengambil kebijakan yang tepat waktu dan efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mantan Menteri Keuangan ini, data statistik yang berkualitas merupakan pondasi utama dalam melakukan asesmen ekonomi dan perumusan kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang tepat, termasuk kebijakan yang bersifat pencegahan.
Ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas oleh BPS membantu BI dalam melakukan asesmen kondisi perekonomian, menyusun
nowcasting, membentuk
leading indicator, dan menyusun proyeksi indikator makro ekonomi.
Di lain pihak, BI telah memberikan kontribusi untuk mendukung BPS dalam memproduksi data statistik yang berkulitas antara lain dalam melakukan kajian perhitungan inflasi inti (
core inflation), pertukaran data survei, penyusunan data Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sisi produksi pada sektor keuangan dan sisi pengeluaran dalam transaksi internasional, penyusunan statistik Neraca Arus Dana, dan penyempurnaan kualitas data Indeks Harga Perdagangan Besar.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala BPS Suryamin mengungkapkan penandatangan MoU ini merupakan bentuk kontribusi nyata BPS dalam pembangunan perekonomian Indonesia melalui penyediaan data dan informasi statistik yang kredibel dan reliable.
"Ini artinya BPS masih diberi kepercayaan dan juga amanah untuk kembali bekerjasama dengan BI mendukung visi Bank Indonesia yaitu menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional," ujar Suryamin.
Selanjutnya, BPS sebagai
lead agency bersama BI saat ini tengah menyusun
Integrated Economic Account dalam rangka rekomendasi Data
Gaps Initiatives (DGI) Negara G-20. Upaya ini diharapkan mampu membawa nama baik dan kredibilitas Indonesia di dunia statistik internasional. Data IEA akan membantu BI dalam memetakan gambaran ekonomi, arus dana, dan keterkaitan (
interconnected) antar institusi. Hal ini juga telah menjadi bagian dari Program Strategis BI untuk dilaksanakan hingga 2018.
(gen)