Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk (Grup Astra) ikut serta dalam pengelolaan kawasan logistik berikat khusus komoditas minyak dan gas di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perseroan mengupayakan proyek pemerintah itu terlaksana pada akhir tahun ini dan kalaupun mundur ditargetkan jalan paling lambat pada awal 2016.
Direktur Grup Astra, Paulus Bambang Widjanarko mengatakan persuahaannya baru saja menyelesaikan izin pembebasan bea masuk bagi impor alat-alat berat. Dalam waktu dekat, katanya, impor alat-alat pengeboran minyak sudah bisa langsung masuk ke pelabuhan yang dikelolanya, yaitu Eastkal Supply Base, tanpa harus transit di Singapura terlebih dahulu.
Sebelumnya, Grup Astra melalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara telah mengakuisisi pelabuhan Eastkal Supply Base pada 2013. Pelabuhan tersebut saat ini dikelola oleh anak usaha Astratel, PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, aviliasi Astra yang nantinya akan mengelola kawasan logistik berikat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ada port di Balikpapan seluas 95 hektare akan berubah menjadi pusat logistik berikat. Ini merupakan dua dari proyek infrastruktur besar kami selain jalan tol yang sedang kami fokuskan," tuturnya di Jakarta, (16/11).
Menurut Bambang, luas lahan yang dimiliki anak usahanya sudah cukup memadai dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan kawasan logistik berikat. Saat ini, Eastkal Supply Base memiliki lahan tertutup seluas 11 ribu meter persegi dan lahan terbuka seluas 42 ribu meter persegi.
"Seluruh sarana dan prasaran kami memang sudah memenuhi syarat. Tahun ini kami siap jalankan logistik berikat," ujarnya.
Namun, lanjutnya, semuanya masih menunggu ditekennya revisi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009, yang masuk dalam paket kebijakan ekonomi jilid I Presiden Joko Widodo pada September lalu. Di paket kebijakan itu, pemerintah berencana untuk membangun pusat logistik minyak dan gas di Balikpapan, Kalimantan Timur.
(ags/gen)