Jakarta, CNN Indonesia -- Kontraktor pelat merah, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 10,6 triliun hingga Oktober 2015 atau 69,74 persen dari target tahun ini Rp 15,2 triliun. Perolehan kontrak baru tersebut telah melampaui raihan periode yang sama tahun lalu Rp 9,2 triliun.
“Realisasi kontrak baru di bulan Oktober 2015 antara lain proyek SPAM (Sistem Pengembangan Air Minum) Bengkulu (JO) senilai Rp126 miliar, Rehabilitasi Bangunan Utama DI Klambu (SDA) senilai Rp142 miliar, serta proyek-proyek lainnya,” tutur Corporate Secretary Adhi Karya Ki Syahgolang Permata dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (18/11).
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru didominasi dari kucuran dana pemerintah. Tercatat, hingga Oktober 2015, kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mencapai 44 persen dari total realisasi kontrak. Sementara kontrak dari terdiri dari swasta/lainnya sebanyak 33,1 persen dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 22,9 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari gedung sebanyak 50 persen, jalan dan jembatan 35 persen, sedangkan dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 15 persen,” ujar Syahgolang.
Adapun kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru masih didominasi oleh lini bisnis konstruksi yang mencapai 90 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Lebih lanjut, hingga Oktober 2015, perseroan telah mengikuti total tender sebanyak Rp48 triliun. Selain realisasi perolehan kontrak baru tersebut di atas, terdapat Rp2,3 triliun merupakan penawar terendah
Adhi Karya hingga akhir kuartal III 2015 meraup laba bersih sebesar Rp 137,3 miliar atau naik 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 101 miliar. Peningkatan laba bersih tersebut berasal dari perolehan pendapatan usaha di tahun 2015 sebesar Rp 5,4 triliun dimana 88,5 persennya berasal dari lini bisnis kontruksi. Adapun realisasi belanja modal perseroan hingga September 2015 telah mencapai Rp 232,9 miliar yang digunakan untuk perolehan aset tetap dan pengadaan lahan properti.