2015 Investasi Anjlok, Industri Makanan Menaruh Asa pada 2016

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 08:47 WIB
Apabila pada tahun lalu investasi asing di industri makanan dan minuman mencapai US$ 34 triliun, maka sampai dengan September 2-15 baru sebesar Rp 13 triliun.
Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman. (CNN INdonesia/Safyra Primadhita)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengungkapkan realisasi penanaman modal asing (PMA) di industri makanan dan minuman pada tahun ini anjlok signifikan.
 
"Apabila pada tahun lalu investasi asing di sektor ini mencapai US$ 34 triliun, maka sampai dengan September baru sebesar Rp 13 triliun," ujar Ketua Umum Gapmmi  Adhi S. Lukman kepada CNN Indonesia, Senin (23/11).

Menurut Adhi, faktor regulasi yang menghambat, isu perburuhan, dan perlambatan ekonomi dinilai masih menjadi penyebab utama kurangnya minat investor asing.

Beruntung, kata Adhi, aktivita penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami sedikit peningkatan. Hal itu tercermin dari realisasi investasi PMDN di industri makanan dan minuman yang sebesar Rp 18 triliun sampai dengan September 2015 atau hampirmenyamai pencapaian sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 19 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prospek 2016

Adhi S. Lukman mengatakan, sudah ada beberapa calon investor asing yang akan masuk ke industri makanan dan minuman Indonesia pada tahun depan. Setidaknya, investor asal Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat sudah menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Minat investor asing cukup tinggi, tapi mereka belum mau di-declare profilnya," tutur Adhi.

Apabila melihat tingginya animo investor, Adhi berharap realisasi investasi tahun depan minimal bisa menyamai perolehan tahun lalu yang sebesar Rp53 triliun.

Adhi menambahkan,  rata-rata skala ekonomi industri makanan dan minuman nasional per tahun sekitar Rp 1.200 triliun. "Kami menargetkan rata-rata pertumbuhan industri 7 persen per tahun,"  kata Adhi. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER