Jakarta, CNN Indonesia -- PT Donggi Senoro LNG menargetkan produksi gas alam cair atau
liquefied natural gas (LNG) rata-rata 2,1 juta ton per tahun pada 2016. Dengan estimasi produksi tersebut, perusahaan optimistis dapat menjual LNG hingga 36 kargo setiap tahunnya.
"Kami akan mencapai puncak produksi pada 2016. Kita baru menyelesaikan
production planning kita, jadi prioritas kita ke longterm buyer terlebih dahulu," ujar Presiden Direktur Donggi Senoro LNG, Gusrizal di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (30/11).
Gusrizal menuturkan perusahaan telah memiliki pembeli untuk 36 kargo LNG yang diproduksinya, yakni Chubu Electric, Kyushu Electric, dan Korea Gas Corporation. Meski demikian, Gusrizal tidak menutup kemungkinan ada pembeli dalam negeri yang akan mendapat alokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan pengapalan LNG untuk perusahaan asal Jepang dan Korea tersebut mulai dilakukan pada kuartal keempat tahun ini. Menurutnya, tahun ini perusahaan dapat memproduksi hingga 16 kargo LNG, dan enam kargo di antaranya sudah memiliki pembeli, sedangkan sisanya akan dijual di pasar spot.
"Kebutuhan kargo untuk pasar domestik saat ini masih tanda tanya, mudah-mudahan ada domsetik buyer apalagi harrga sedang turun," ujarnya.
Pengapalan pertama Donggi Senoro LNG dilakukan untuk fasilitas regasifikasi Arun, yang membelinya dari pasar spot untuk memenuhi kebutuhan konsumen industri maupun pembangkit listrik di Sumatra bagian utara.
Untuk mendapatkan pasokan gas, Donggi Senoro LNG telah menandatangani kesepakatan jual beli gas dengan Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS), dan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) yang dikembangkan PT Pertamina EP.
Sesuai kesepakatan tersebut, Kilang LNG Donggi Senoro akan mendapat pasokan dari Blok Senoro-Toili yang dikelola JOB PMTS sebanyak 250 juta kaki kubik per hari (MMCFD) dan dari Blok Matindok yang dikelola oleh PPGM sebanyak 85 MMCFD.
Pembangunan kilang LNG itu menghabiskan investasi sekitar US$2,8 miliar, dan relatif lebih murah dibandingkan biaya yang diperlukan untuk membangun kilang serupa di wilayah lain.