Iwan S. Lukminto Tak Mau Numpang Lewat di Daftar Orang Kaya

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2015 16:16 WIB
Presiden Direktur Sritex Iwan S. Lukminto yakin, peningkatan kapasitas produksi tekstil pabriknya tahun depan bakal meningkatkan laba bagi perusahaan.
Presiden Direktur Sritex Iwan S. Lukminto. (CNN Indonesia/Fajrian).
Jakarta, CNN Indonesia -- Iwan S. Lukminto, Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia sebagai pendatang baru. Bagaimana kiat dan rencananya menahkodai perusahaan tekstil asal Solo tersebut?

Bersama Osbert Lyman dan Soetjipto Nagari, pria berusia 40 tahun ini menjadi pengusaha termuda dari tiga orang baru yang masuk ke dalam kelompok orang terkaya di Indonesia tersebut. Generasi kedua pemegang nahkoda perusahaan tekstil Sritex sejak 1997 lalu ini disebut Forbes memiliki kekayaan hingga US$ 540 juta, menempatkannya di posisi ke-45 orang terkaya tahun ini.

“Terima kasih kepada team kerja keluarga besar Sritex Group yang senantiasa setiap saat mensupport visi dan misi perusahaan. Saya terus bekerja keras sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh banyak orang khususnya oleh para stakeholder,” ujar Iwan kepada CNN Indonesia, Kamis (3/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengakui ada banyak tantangan dalam menggeluti industri tekstil. Sebelumnya banyak pengamat bisnis yang menilai bahwa industri tekstil adalah salah satu yang mengalami masa pelemahan atau kerap disebut sunset industry. Namun bersama Sritex, Iwan coba memutarbalikkan prediksi tersebut.

“Tantangan di sektor tekstil adanya persaingan global. Indonesia masih dapat bersaing akan tetapi harus mengimbangi volume dan economic of scale untuk persaingan berikutnya,” ungkapnya.

Guna menjawab tantangan tersebut sekaligus menambah pundi kekayaan perusahaan tahun depan, Iwan menyatakan manajemen Sritex tengah mematangkan perluasan perusahaan untuk memperbesar kapasitas produksi. Selain itu, Iwan bakal mengaplikasikan teknologi terbaru untuk menjawab tantangan para pesaingnya.

“Kami sedang konsentrasi penyelesaian perluasan perusahaan dalam rangka pengembangan kapasitas yang akan selesai tahun depan. Dengan adanya kapasitas baru dan teknologi permesinan mutakhir, maka kami dapat bersaing dan menghadapi gejolak ekonomi,” jelasnya.

Untuk diketahui, Sritex berencana menambah kapasitas spinning hingga 16 persen menjadi 654 ribu bales pada 2016, meningkat dari 566 ribu bales di tahun ini. Sementara untuk finishing, perseroan berencana meningkatkan kapasitas sebesar 100 persen menjadi 240 juta yards per tahun.

Sementara untuk divisi weaving, Sritex bakal menambah kapasitas 50 persen menjadi 180 juta meter dari 120 juta meter. Kemudian untuk garmen, kapasitas produksi bakal digenjot 114 persen menjadi 30 juta potong tahun depan. Guna mewujudkan rencana ekspansi tersebut, Sritex telah menyiapkan belanja modal hingga US$ 86 juta sepanjang 2016.

Primadona Lantai Bursa

Masuknya Iwan menjadi orang terkaya ke-45 di Indonesia tahun ini tersebut tak lepas dari manuver perseroan untuk melantai di bursa saham. Perusahaan tekstil yang dipercaya membuat seragam tentara NATO di medan perang hingga baju modis di outlet ZARA menjadi salah satu daya tarik investor pasar modal.

Pada 2013, Sritex meramaikan pasar modal dengan menawarkan 30,12 persen kepemilikan atau sebanyak 5,6 miliar sahamnya. Dengan mematok harga Rp 240 per lembar, Sritex sukses mengantongi dana hingga Rp 1,3 triliun.

Kini, saham Sritex dengan kode SRIL adalah salah satu primadona di pasar modal. Bagaimana tidak? Di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 13,03 persen sejak awal tahun, harga saham malah melonjak 126,38 persen. Harga saham Sritex meroket dari Rp 163 per saham pada akhir 2014, menjadi Rp 369 pada perdagangan kemarin.

Dari sisi kinerja keuangan, Sritex juga mampu mencatatkan performa positif. Sepanjang Januari-September 2015, perseroan mampu mencatatkan penaikan penjualan kotor sebesar 13,4 persen menjadi US$ 475,2 juta, dari US$ 419,4 di periode yang sama 2014. Sementara laba bersih Sritex juga menanjak 29,6 persen menjadi US$ 38,3 juta dari US$ 29,5 juta. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER