Wina, CNN Indonesia -- Pertemuan negara pengekspor minyak, OPEC, mempertahankan kebijakan memproduksi minyak dalam jumlah besar dengan memutuskan untuk meningkatkan pagu produksi sebesar 31,5 juta barel per hari.
Dua sumber yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan pertemuan OPEC Jumat (4/12) mengatakan peningkatan pagu produksi bersama kelompok ini naik dari 30 juta barel per hari sebelumnya.
Langkah ini akan membuat harga minyak dunia terus turun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, belum diketahui apakah Indonesia yang baru bergabung kembali dan memproduksi 0,9 juta bph juga masuk dalam total pagu baru ini. Satu sumber mengatakan Indonesia tidak dimasukkan.
Apapun situasinya, keputusan OPEC ini tidak menjawab masalah peningkatan pasok minyak dunia.
OPEC mencabut kuota produksi anggota beberapa tahun lalu dan kini sebagian besar anggotanya memproduksi minyak sebanyak-banyaknya.
Anggota-anggota OPEC termiskin sebelumnya berusaha menekan negara-negara anggota yang lebih kaya, yang dipimpin oleh Arab Saudi, untuk mengurangi pasok minyak.
Tetapi Riyadh dan sekutu di Teluk memutuskan untuk melanjutkan strategi mempertahankan pangsa pasar minyak, dengan harapan harga minyak yang rendah pada akhirnya akan membuat produsen minyak berbiaya tinggi, seperti perusahaan minyak
shale AS, terdepak dari pasar.
Sebelumnya, Arab Saudi mengatakan siap mempertimbangkan pengurangan produksi jika anggota Irak dan Iran sepakat untuk bekerja sama dan negara non-OPEC seperti Rusia ikut menurunkan produksi.
Tetapi Moskow mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam upaya penurunan produksi, sementara Iran dan Irak juga tidak memperlihatkan niat mengurangi pasok.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh mengatakan sebelum pertemuan Jumat, bahwa Tehran siap membicarakan langkah ini ketika negara itu sudah mencapai tingkat produksi penuh, yaitu ketika sanksi dari negara Barat dicabut tahun depan.
Menteri Perminyakan Irak Ali al-Naimi mengatakan, dia berharap permintaan global bisa menyerap kenaikan produksi minyak Iran tahun depan: “Semua orang dipersilahkan masuk ke pasar”.
Pasok BerlebihIrak berulang kali mengatakan akan meningkatkan produksi minyak hingga setidaknya 1 juta bph ketika sanksi dicabut.
Langkah ini akan semakin membanjiri pasok minyak global yang saat ini mengkonsumsi minyak 2 juta bph di bawah pasok yang tersedia.
Menteri perminyakan Irak mengatakan negaranya akan meningkatkan produksi tahun depan setelah secara pasti meningkatkan produksi pada 2015.
Sementara Arab Saudi mengklaim kemenangan atas banjir minyak Shale AS, produksi dari Rusia yang merupakan produsen minyak besar non-OPEC terus meningkat dan pasok minyak dunia pun mencapai titik tertinggi.
Bagi Arab Saudi, harga minyak yang rendah dan prospek defisit anggaran besar memicu para pejabat negara itu mempertimbangkan langkah-langkah reformasi yang tidak populer seperti menerapkan pajak pertambahan nilai dan memotong subsidi energi.
Penurunan pemasukan dari sektor minyak juga menyebabkan pebisnis berpengaruh menekan Riyadh untuk segera mengakhiri perang di Yaman yang mahal.
Akan tetapi, sementara negara itu mengambil langkah untuk memotong pengeluaran, pemerintah Arab Saudi telah mengisyaratkan akan mempergunakan cadangan asingnya yang besar dan tingkat hutang yang rendah agar anggaran belanja tetap tinggi untuk menjaga pertumbuhan sektor swasta.
(yns)