Perubahan Formula HBA Kerek Kinerja Perusahaan Batu Bara

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 16:25 WIB
Penentuan formulasi HBA baru diyakini akan menjaga kinerja perusahaan pertambangan di tengah melemahnya harga batu bara dunia.
Kegiatan operasional PT Toba Bara Tbk dan manajemen perusahaan saat pencatatan umum saham perdana pada 6 Juli 2012. (Dok. Toba Bara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Guna meredam dampak negatif dari jatuhnya harga batu bara dunia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengubah formula pembentukan Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia.

Dalam hitungan terbarunya, pemerintah telah meningkatkan prosentase Indonesian Coal Index (ICI) sebesar 50 persen sehingga lebih besar dari indeks batubara lain seperti Newcastle Coal Index (ICE) dan Newcastle Global Coal Index (GCNC) yang masing-masing berada di kisaran 25 persen.

Sementara itu, bersamaan dengan rencana pembentukan formula HBA baru Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) telah menghilangkan acuan harga batubara yang didasarkan pada pasar komoditas Singapura yakni, Platts-59.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi perubahan ini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan pihaknya memastikan akan mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

"Walaupun agak berat karena anggota kami ada yang berbeda pandangan dengan rencana pemerintah mengenai perubahan formula baru HBA, namun karena APBI merupakan founder ICI jadi kami cenderung mendukung pemerintah kalau proporsi ICI diperbesar ketimbang Newcastle, Global dan Platts Index. Hanya saja awalnya putusan ini sulit bagi beberapa anggota APBI," ujar Hendra saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (10/12).

Hendra mengungkapkan, adanya perbedaan pendapat mengenai perubahan formula HBA tak lepas dari adanya beberapa anggota APBI yang lebih dominan menggunakan ICE dan GCNC ketimbang ICI guna menentukan harga jual batubarannya.

Namun menurutnya, lantaran telah dievaluasi secara masak oleh pemerintah maka perubahan formulasi HBA pun akan diterima oleh semua kalangan termasuk pelaku usaha termasuk perusahaan pertambangan batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

"Karena pada dasarnya perubahan formula itu untuk menjaga posisi HBA Indonesia di tengah anjloknya harga batubara dunia. Meski pun acuan harga ICI lebih rendah dari ICE dan Global Inde, tapi ICI sudah dipakai di banyak negara yang menjadi langganan batubara Indonesia seperti China dan India," imbuh Hendra.

Dongkrak Harga

Sebelumnya, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Adhi Wibowo mengatakan revisi formula HBA sendiri telah diserahkan ke meja Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara. Di mana perhitungan formula HBA dihitung dari ICI sebesar 50 persen, ICE 25 persen dan Global Coal Index sebesar 25 persen.

"Desember ini HBA akan ditetapkan dengan formula baru. Jadi diharapkan harga baru ini akan lebih tinggi sekitar US$ 1 per ton dari hitungan sebelumnya," cetus Adhi beberapa waktu lalu.

Asal tahu, sebelum adanya rencana perubahan formula teranyar perhitungan HBA di ambil dari acuan ICI, ICE, RB dan Platts dengan besaran masing-masing 25 persen.

Sementara pada medio November kemarin, HBA untuk kalori tinggi ditetapkan berada di posisi US$ 54,43 per ton, atau lebih rendah 5,15 persen dibanding HBA pada Oktober kemarin sebesar US$ 57,39 per ton. (dim/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER