Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia untuk penjualan langsung diatas kapal atau free on board (FOB) Januari 2015 turun 1,25 persen ke US$ 63,84 per ton dibandingkan HBA Desember 2014 US$ 64,65 per ton.
Jika dibandingkan secara tahunan dengan HBA bulan yang sama pada 2014 sebesar USD 81,90 per ton, maka HBA Januari 2015 anjlok sekitar 22 persen atau sekitar US$ 18,06 per ton.
Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengaku sudah menduga pelemahan harga seperti ini akan terjadi. “Apalagi ketika pemerintah tetap berencana meningkatkan volume produksi batubara nasional tahun ini untuk menggenjot Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” ujar Bob di Jakarta, Kamis (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai hukum permintaan, ketika permintaan rendah sementara pasokan tetap meningkat akibat kebijakan pemerintah meningkatkan produksi batubara maka harga akan melemah. Bob memperkirakan rata-rata HBA tahun ini akan berada di level US$ 60 sampai US$ 65 per ton. Angka ini lebih rendah 15 persen dibandingkan tahun lalu dimana rata-rata HBA berada di level USD 72,62 per ton.
"Kalau mau menjaga harga pilihannya memang harus menekan produksi dan bekerjasama dengan negara-negara produsen batubara. Ini dilakukan untuk mengendalikan pasokan batubara dunia," katanya.
Akhir tahun lalu Bob sempat mengusulkan kepada pemerintah agar mau memangkas target produksi sekaligus mengizinkan anggota APBI untuk melakukan kartel batubara dengan negara produsen lain. Namun upaya tersebut tidak ditanggapi pemerintah yang tetap memilih menaikkan angka produksi menjadi 425 juta ton dari realisasi produksi 2014 sebanyak 420 juta ton. (Baca juga:
Pengusaha Minta Izin Jokowi Lakukan Kartel Batubara).
Harga Rata-rataNilai HBA sendiri merupakan rata-rata dari empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia. Keempat indeks itu meliputi Indonesia Coal Index, Platts Index, New Castle Export Index, dan Newcastle Global Coal Index.
HBA menjadi acuan harga batubara dengan kesetaraan nilai kalori batubara 6.322 kkal per kilogram
Gross As Received (GAR), kandungan air (
total moisture) 8 persen, kandungan sulphur 0,8 persen
as received (ar), dan kandungan abu (
ash) 15 persen ar.
HBA kemudian dihitung dari Harga Patokan Batubara (HPB) yang dipengaruhi kualitas batubara meliputi: nilai kalor batubara, kandungan air, kandungan sulphur, dan kandungan abu sesuai dengan merek dagang batubara yang disebut HPB
Maker. HPB
Maker sendiri terdiri dari delapan merek dagang batubara yang sudah umum dikenal dan diperdagangkan.
HPB Marker Januari 2015 untuk 8 merek dagang utama dalam USD/Ton adalah sebagai berikut :
1 Gunung Bayan I : 68,35
2 Prima Coal : 69,52
3 Pinang 6150 : 62,78
4 Indominco IM_East : 52,38
5 Melawan Coal : 51,54
6 Enviro Coal : 48,93
7 Jorong J-1 : 39,38
8 Ecocoal : 36,14
Selain delapan merek dagang batubara ini, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM setiap bulan menetapkan HPB untuk merek dagang batubara lainnya antara lain: Medco Bara 6500, Trubaindo MCV_LS, Multi Coal High, Sungkai Medium Sulphur, dan PKN 3500.
(gen)