Felda Investment Masuk, Rencana Akuisisi Saham BWPT Berubah

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2015 11:29 WIB
Anak usaha Felda Group di bidang investasi, Felda Investment Corporation bakal merangsek masuk dan membeli sebagian besar dari 37 persen saham BWPT.
(Dari kiri ke kanan) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil bersama Duta Besar Malaysia untuk Indonesia YB Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan CEO PT Rajawali Corpora Peter Sondakh dalam penandatanganan kerjasama Felda Global Ventures (FGV) Holdings Berhad dengan PT Eagle High Plantation Tbk di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Jumat (12/6). (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak Rajawali Corpora besutan Peter Sondakh menyatakan proses akuisisi saham anak usahanya, PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) oleh grup bisnis asal Malaysia, Felda Global Ventures Holdings Bhd (FGV) masih berlanjut, kendati terdapat perubahan kesepakatan pembeli.

Managing Director Rajawali Corpora, Darjoto Setyawan mengatakan proses menuju kesepakatan akuisisi tersebut masih berlangsung. Ia menambahkan, kedua belah pihak masih aktif bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan,

“Kami memiliki hubungan kerja yang baik dan kami optimis bahwa kami bergerak lebih dekat untuk menutup kesepakatan,” ujarnya melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, Darjoto mengaku terdapat perubahan susunan pembeli saham BWPT nantinya. Dalam proses negosiasi terbaru, anak usaha FGV di bidang investasi, Felda Investment Corporation bakal merangsek masuk dan membeli sebagian besar dari 37 persen saham yang bakal ditransaksikan.

“Tetap 37 persen Felda Group, tetapi FGV kemungkinan akan ambil kecil di bawah 10 persen. Sisanya semua di Felda Investment Corp, subsidiary Felda Group,” ungkapnya.

Selain hal tersebut, Darjoto menyatakan pihaknya belum bisa membeberkan lebih lanjut mengenai proses negosiasi. Bahkan, ia juga belum bisa memberikan informasi target tenggat waktu penyelesaian transaksi tersebut.

“Saya tidak bisa mengomentari lebih karena kami di tengah-tengah penyelesaian kesepakatan. Tapi yakinlah transaksi saling akan menguntungkan semua pihak yang terlibat. Kami usahakan sesegera mungkin, mengingat ada libur natal dan tahun baru,” jelasnya.

Seperti diketahui, Felda Group berencana mencaplok 37 persen saham BWPT, yang nilainya mencapai US$ 680 juta atau Rp 9,04 triliun serta terdiri dari gabungan dana tunai dan saham. Namun, transaksi tersebut tak kunjung terjadi karena berbagai hal.

Pada pertengahan Juli 2015, kasak-kusuk gagalnya transaksi tersebut mengemuka. Pasalnya, uang muka transaksi yang seharusnya sudah dikirimkan FGV kepada pihak Rajawali Corpora tak kunjung diterima. Sesuai kesepakatan, nilai uang muka yang harus dibayarkan mencapai US$ 174,5 juta.

Sialnya lagi, FGV merupakan salah satu bisnis keluarga Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang saat itu tengah menghadapi skandal keuangan negara. Alhasil, rencana transaksi ini turut terseret sorotan negatif publik dan tertahan prosesnya.

Tak hanya itu, investor FGV di Malaysia juga berdebat terkait harga akuisisi yang dinilai terlampau mahal. Bayangkan saja, pada saat rencana transaksi, harga saham BWPT dihargai senilai Rp 765 per saham. Jauh dari harga saat penutupan kemarin di level Rp 111 per saham.

Saat itu, FGV harus melalui serangkaian uji kelayakan (due diligence) terkait akuisisi yang dijadwalkan rampung sekitar September 2015. Namun, karena skandal di Malaysia yang menyeret Perdana Menteri Najib Razak dan berbagai hal lain, maka akhirnya proses tersebut molor hingga saat ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER