Jakarta, CNN Indonesia -- "
Apalah arti sebuah nama?" Pepatah tersebut mungkin ada benarnya buat Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi. Pria kelahiran Malang, 8 November 1957 ini sampai sekarang tidak tahu apa makna dari nama unik yang diberikan kedua orang tuanya.
"Mungkin saya keturunan Ken Arok. Saya tanya, Bapak saya juga tidak tahu," ujar Ken ketika berbincang dengan
CNNIndonesia.com di ruang kerjanya baru-baru ini.
Ken Dwijugiasteadi mengabdi di Direktorat Jenderal Pajak sejak 1982. Mengawali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil golongan III-A, Ken menunggu 33 tahun untuk memuncaki jabatan di Otoritas Pajak. Itu pun setelah
Sigit Priadi Pramudito mundur dari jabatan Direktur Jenderal Pajak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada waktu bagi lelaki bertubuh mungil ini untuk merayakan promosi jabatannya. Dia harus langsung tancap gas memburu pajak di bulan terakhir guna meminimalkan
shortfall pajak tahun ini. Akibatnya, hobi bermusik dan membaca Ken jadi terganggu.
"Saya main musik. Kalau ada Java Jazz, dari pertama sampai terakhir, saya pasti nonton," kata Ken.
Meski tak pernah absen menyaksikan Java Jazz, Ken sebenarnya menggemari aliran musik rock. Mantan anak band ini menjadikan Deep Purple sebagai kiblat bermusiknya kala SMA.
Kini Ken tak lagi muda, 58 tahun sudah usianya. Dia pun memilih menjadi penikmat musik.
"Kalau sekarang saya suka Muse," kata Ken sambil tertawa.
Kakek enam cucu ini juga punya selera tinggi soal olahraga. "Golf merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat familiar buat Ken.
"Tidak enak disebut. Elite itu," katanya.
Tak Mau Bikin Gaduh Target penerimaan pajak Rp1.294 triliun telah memaksa Dirjen Pajak sebelumnya mundur dari jabatan. Target ini pula yang mungkin membuat Ken Dwijugiasteadi akan sulit tidur. Beruntung masih ada kopi yang masih menemani kesehariannya berjaga.
Ditanya soal cita-cita, Ken Dwijugiasteadi mengatakan tak pernah bermimpi jadi Dirjen Pajak. Saat dia kanak-kanak, tak banyak profesi yang melintas di benak Ken. "Cita-cita saya cuma satu, bisa menyenangkan orang lain. Sudah gitu saja," kata dia.
Untuk menjadi pemimpin yang disenangi, bukan disegani, Ken punya cara."Tidak bikin gaduh, (biar) tidak ada intrik," kata dia.
Keluarga dan orang-orang dekat tentu senang dengan promosi jabatan Ken sebagai Plt Dirjen Pajak. Semoga kebahagian itu juga merebak di wajah-wajah pegawai Direktorat Jenderal Pajak dan wajib pajak, bukan sebaliknya.
(ags)