Kejar Target, Dirjen Pajak Baru Janji Lebih Komunikatif

Agust Supriadi, Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 13:05 WIB
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi berencana membagi spesialisasi kantor wilayah dalam menjaring wajib pajak sesuai dengan karakter daerah masing-masing.
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi berencana membagi spesialisasi kantor wilayah dalam menjaring wajib pajak sesuai dengan karakter daerah masing-masing. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mulai 1 Desember 2015 seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) memiliki pemimpin baru bernama Ken Dwijugiasteadi. Ia menggantikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak pendahulunya Sigit Priadi Pramudito yang mengundurkan diri.

Meski belum mendapat kepastian dari Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro akan diangkat menjadi Dirjen tetap ke depannya, Ken mengaku tidak memusingkan status tersebut.

“Kalau soal kapan definitif, itu tergantung pimpinan yang menentukan. Saya hanya menjalankan saja,” ujar Ken kepada CNNIndonesia.com di kantornya, akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Direktur Informasi Perpajakan tersebut, Menkeu hanya menugaskan dirinya untuk memenuhi target penerimaan negara dari sektor perpajakan seoptimal mungkin.

“Kebijakan yang sudah ada seperti reinventing dan revaluasi pajak pasti saya lanjutkan. Kalau ditanya bisa optimal berapa, saya kerjakan saja. Saya tidak bisa kasih angka berapa, hanya usahakan semaksimal mungkin. Akhir tahun baru bisa dihitung,” jelasnya.

Ken juga enggan membahas target penerimaan pajak tahun depan sebesar Rp 1.350 triliun yang naik dibandingkan target 2015 sebesar Rp 1.294,26 triliun.

“Saya melihatnya, nanti target tersebut akan dibebankan per sektoral. Tidak semua kantor wilayah DJP memiliki sektor yang sama, semua berbeda,” katanya.

Ken juga menjanjikan akan lebih banyak membuka komunikasi baik dengan para pegawainya maupun dengan wajib pajak (WP).

“Dengan berdialog, maka orang akan paham. Kalau sudah paham, orang akan peduli. Kalau peduli maka dia akan bayar pajak. Jadi bukan hanya yang terdaftar sekarang yang dioptimalkan, kalau itu namanya berburu di kebun binatang,” tegasnya.

Selain itu, prinsip pajak yang merupakan kewajiban self assestment membutuhkan kerjasama dan gotong royong dari fiskus dan WP. Ia mencatat, saat ini jumlah kelas menengah di Indonesia sebanyak 129 juta orang.

“Namun, yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) hanya 27 juta orang. Sisanya tahun depan akan saya.. bukan dikejar, tapi minta gotong royong," ujarnya.

Mengayomi

Sebagai pimpinan tertinggi di otoritas perpajakan, Ken menyebut kewajibannya bukan hanya berinteraksi dengan WP namun juga harus sering berinteraksi dengan para pegawainya.

Pemimpin yang baik, kata Ken, harus tegas dan mengayomi semua orang yang dipimpinnya. Tak hanya itu, pemimpin juga harus mau menerima pendapat dari anak buah selaku rekan kerja.

Selain itu, lanjut Ken, kehadiran pemimpin juga jangan sampai membuat kegaduhan dan intrik di internal organisasi yang dipimpin.

"Pemimpin itu jadi bemper bukan yang di belakang. Kalau ada apa-apa di depan," tutur Ken. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER