Pemda Jabar Usul Konsorsium BUMD-BUMN di Proyek Kota Walini

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 13:37 WIB
Kota Baru Walini merupakan proyek kawasan terpadu berbasis ekonomi hijau seluas 3 ribu hektare di Kabupaten Bandung Barat, dengan nilai investasi US$ 451 juta.
Ilustrasi kawasan bisnis terpadu. Seorang pria mengambil foto gedung perkantoran di kawasan bisnis terpadu Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta. (Antara Foto/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menunjuk sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bermitra dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna menggarap proyek Kota Baru Walini.

Kota Baru Walini merupakan proyek kawasan terpadu berbasis ekonomi hijau , yang rencananya akan berlokasi di Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Jawa Barat Dadang M. Masoem mengatakan, penunmjukan lebih dari satu BUMD tersebut merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Kemitraan sejumlah BUMD Jabar dan BUMN itu nantinya akan berupa pembentukan perusahaan patungan (joint venture).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Gubernur itu selalu minta BUMD, putra daerah dilibatkan untuk proyek-proyek daerah. Apalagi ini proyek jangka panjang, memang peran BUMD sangat diperlukan," ujarnya di sela-sela acara Bogor Economic Summit di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (16/12).

Kendati BUMD sudah bersiap diri, namun Dadang belum mendapatkan informasi kapan kemitraan ini akan dibentuk karena perkembangan proyek Kota Walini pun masih sebatas studi kelayakan (feasibility study). Oleh karenanya, ia juga belum mengetahui berapa besar porsi kepemilikan BUMD di dalam joint venture kelak.

"Dan karena ini bukan proyek sesaat, kami ingin kemitraan ini juga serius. Karena Kota Walini kan nanti rencananya akan menjadi pusat administrasi baru bagi Provinsi Jawa Barat dan itu membutuhkan biaya triliunan (rupiah). Ini wacana sudah lama dan harus terealisasi," tambahnya.

Sejauh ini, tambahnya, dua BUMD yang siap untuk menjalin joint venture dengan BUMN adalah PT Jasa Sarana dan PT Jasa Wisata (Jawi). PT Jasa Sarana merupakan BUMD yang bergerak di bidang infrastruktur, sedangkan PT Jasa Wisata bergerak di bidang pengembangan pariwisata Jawa Barat.

"Memang harus lebih dari dua BUMD karena kan nantinya mereka juga bermitra dengan BUMN yang berbentuk konsorsium. Kami yakin kawasan ini nantinya cepat berkembang karena jalur kereta cepat Jakarta - Bandung nantinya akan memiliki poin pemberhentian di situ," tuturnya.

Rencananya, pengembangan Kota Walini akan dikembangkan oleh konsorsium BUMN yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Kota Walini diperkirakan berdiri pada lahan seluas 3 ribu hektar atau seperlima luas kota Bandung, dengan rancangan konsep menyerupai kota-kota di Eropa dan Dubai, Uni Emirat Arab.

Pada operasionalnya nanti, proyek ini akan menyerap 28 ribu tenaga kerja. Sedangkan pendapatan pajak dari konstruksi kereta beserta pembangunan kawasan terpadu ini diperkirakan mencapai US$ 451 juta. Apabila sudah beroperasi nantinya, kawasan terpadu ini ditaksir bakal menyumbang pajak sebesar Rp 7 triliun per tahun. (ags/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER