Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjajaki kerjasama dengan perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat (AS), PT Freeport Indonesia. Kemitraan dengan Freeport dinilai Sofyan tak hanya menguntungkan bagi neraca BUMN tetapi juga berpotensi menumbuhkan ekonomi Papua.
"Misalnya membangun pabrik semen. Selain berpotensi menguntungkan, juga menumbuhkan ekonomi Papua," ujarnya ketika berkunjung ke kawasan tambang Freeport di Mimika, Papua Sabtu (19/9) seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Minggu (20/9).
Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsuddin menyambut baik arahan Sofyan Djalil tersebut. Dia membuka kesempatan bagi BUMN-BUMN dan perusahaan nasional untuk bermitra dengan Freeport.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami membuka kesempatan pada BUMN dan perusahaan nasional untuk melakukan penjajakan, apa saja produk dan kerjasama yang dapat dijalin dalam format B to B (business to business)," kata Maroef.
Menteri ESDM Sudirman Said, yang ikut hadir dalam lawatan tersebut berharap, kerja sama yang nantinya terjalin antara Freeport dan BUMN dapat saling menguatkan kedua belah pihak.
Direktur Utama PTBA, Milawarman menyatakan, perseroan telah memulai pembicaraan dengan Freeport untuk mencukupi kebutuhan energi ke perusahaan tambang emas AS tersebut.
"Peluang yang bisa dilakukan adalah memasok batubara bagi pembangkit listrik Freeport dan kerja sama pembangunan pembangkit listrik. Semoga segera terealisir," kata Milawarman.
Penjualan batubara ke perusahaan tambang ini, diyakini Milawarman akan semakin menyeimbangkan pemasaran batubaranya ke domestik dan ekspor.
Sementara terkait pembangunan pembangkit listrik, Milawarman optimistis mampu menjadi mitra proyek pembangkit Freeport, di Timika maupun di lokasi pembangunan smelter di Gresik.
Khusus untuk semen, PT Semen Indonesia menegaskan rencana perusahaan untuk membangun pabrik semen di Papua bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Dengan perkiraaan investasi US$ 150 juta, BUMN itu mendesain pabrik dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun. Fasilitas produksi itu bakal dibangun pada 2016 dandijadwalkan beroperasi pada awal 2019.
(ags)