Bencana Alam Bikin Asosiasi Maskapai Pesimistis Tahun ini

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2015 10:18 WIB
Januari-Oktober 2015, BPS melaporkan jumlah penumpang angkutan udara telah mencapai 67,5 juta orang atau naik 12,8 persen dibandingkan periode yang sama 2014.
Penumpang pesawat udara tujuan Jambi berjalan di landasan Bandara Sultan Thaha yang diselimuti kabut asap di Jambi, Senin (31/8). (Antara Foto/Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) lebih konservatif dibandingkan pemerintah dalam meramalkan jumlah penumpang pesawat udara tahun ini. Apabila pemerintah optimistis penumpang angkutan udara tumbuh 12 persen tahun ini, maka INACA yakin pertumbuhannya hanya sekitar 10 persen.

Sekretaris Jenderal INACA, Tengku Burhanuddin menilai pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara tahun ini seharusnya bisa lebih tinggi dari 10 persen jika tidak ada kejadian yang berdampak negatif bagi industri penerbangan.

Insiden pertama, kata Tengku, kecelakaan pesawat yang mempengaruhi minat masyarakat untuk terbang. Kedua, lanjutnya, kebakaran hutan dan bencana asap yang mengganggu aktivitas penerbangan di sejumlah rute strategis. Terakhir, gangguan abu vulkanik gunung merapi yang membuat sejumlah bandara ditutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kejadian-kejadian ini yang berakibat traffic growth-nya tidak sebaik yang diharapkan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/12).

Lebih lanjut, Tengku optimistis tahun depan pertumbuhan jumlah penumpang udara akan lebih baik dari tahun ini. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan lebih baik dari tahun ini.

“Tentunya kalau economic growth kita makin baik traffic growth kita makin baik dengan catatan tidak terjadi accident lagi, tidak terjadi kebakaran hutan lagi, mudah-mudahan juga gunung merapinya juga lebih redam,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo meyakini jumlah penumpang angkutan udara meningkat 12 persen pada tahun ini dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 72,6 juta orang.

Sedangkan tahun depan, Suprasetyo memperkirakan pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara tidak jauh berbeda dengan tahun ini, yaitu di kisaran 12-13 persen. Peningkatan jumlah penumpang itu juga didukung oleh upaya operator bandara dan maskapai dalam meningkatkan sarana dan prasarana di daerah-daerah terpencil.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang udara pada tahun lalu mencapai 72,6 juta orang, naik 5,6 persen dari tahun sebelumnya 68,5 juta orang. Apabila dirinci, sebanyak 58,9 juta orang merupakan penumpang rute domestik dan 13,7 juta orang sisanya penumpang rute internasional.

Sepanjang Januari-Oktober 2015, BPS melaporkan jumlah penumpang angkutan udara telah mencapai 67,5 juta orang atau naik 12,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 59,83 juta orang. Selama periode tersebut jumlah penumpang domestik mencapai 56,1 juta orang atau melonjak 15,64 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 11,4 juta orang atau tumbuh 0,4 persen. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER