Bank Indonesia Janjikan Pelonggaran Moneter Tahun Depan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2015 09:50 WIB
Ada dua opsi pelonggaran moneter yang bisa dilakukan BI, yakni dengan menambah jumlah uang beredar melalui rasio cadangan minimum atau dengan penurunan BI Rate.
Logo Bank Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menjanjikan pelonggaran moneter pada tahun depan menyusul naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika, The Federal Reserve pada 16 Desember 2015.

Selain karena efek peningkatan Fed Fund Rate, indikator makroekonomi yang semakin membaik juga menjadi alasan otoritas moneter membuka opsi penurunan BI rate.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan efek peningkatan suku bunga The Fed masih terlalu dini untuk jadi acuan penurunan BI rate sehingga kebijakan moneter baru akan dievaluasi pada Januari mendatang. Salah satu indikator utama yang jadi perhatian BI saat ini adalah pergerakan rupiah yang kecenderungannya mulai menguat meski terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Transaksi perdagangan valuta asing hari ini menunjukan aktivitas yang sudah diduga, dimana relatif ada penguatan. Tapi kalau hanya lihat sehari ini, too early to assess dampaknya," jelas Juda di Jakarta, Kamis (17/12).

Selain itu, lanjutnya, neraca transaksi berjalan dan inflasi juga menjadi pertimbangan. BI memperkirakan, defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan berkisar 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dari target 2,5 hingga 3 persen PDB. Sementara inflasi hingga akhir tahun ini diramalkan sekitar 3 persen mengingat inflasi kumulatif periode Januari-November (year to date) baru sebesar 2,37 persen.

"Tentunya kami perlu monitor terus dampak pasar keuangan global dan indikator makroekonomi Indonesia sehingga di Januari nanti akan kami evaluasi (pelonggaran kebijakan moneter)," tuturnya.  

Dengan mempertimbangkan indikator makroekonomi dan juga Fed Rate, lanjut Juda, ada dua opsi pelonggaran kebijakan moneter yang bisa dilakukan BI, yakni dengan menambah jumlah uang beredar melalui rasio cadangan minimum atau dengan penurunan BI Rate. Namun, sampai saat ini BI masih belum punya preferensi tertentu di antara dua pilihan tersebut.

"Kendati ada pilihan untuk melonggarkan kebijakan moneter, namun kami masih antisipasi kenaikan Fed Rate yang bertahap dan independen seperti apa yang diutarakan Gubernur The Fed semalam. Tapi market sepertinya sudah belajar dari kenaikan ini, sehingga gejolak di pasar global nantinya tidak terlalu besar kalaupun (Fed Rate) ada kenaikan lagi," jelasnya.

The Fed pada Rabu (16/12) waktu Washington atau Kamis (17/12) dini hari waktu Jakarta memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 basis poin untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. The Fed rate naik menjadi 0,25 persen-0,5 persen setelah bank sentral Amerika mempertahankan suku bunga mendekati nol persen sejak krisis moneter pada Desember 2008. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER