Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai ekspor ikan dari Indonesia ke mancanegara, terutama ke Amerika Serikat meningkat signifikan pasca pemerintah masif menindak kejahatan pencurian ikan (IUU Fishing) di perairan Nusantara.
“(Stok ikan Indonesia) rata-rata mengalami memang mengalami peningkatan, terutama daerah-daerah yang sangat intens dengan pelaku-pelakuan IUU Fishing, dampak kenaikannya tinggi sekali,” ujar Sjarief Widjaja, Sekretaris Jenderal KKP di Jakarta (29/12) .
Hal senada diungkapkan oleh Nilanto Perbowo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Menurutnya, kebijakan moratorium dan pelarangan transhipment di bulan November 2014 telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi ekspor Tuna asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ekspor tuna Indonesia pada Januari-September 2015 mengalami peningkatan 7,73 persen, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014,” kata Nilanto.
Sebaliknya, lanjut Nilanto, ekspor tuna dari Thailand dan Filipina yang selama ini mendominasi pasar Amerika justru mengalami penurunan yang lumayan besar. Tercatat ekspor tuna Thailand ke Negeri Paman Sam turun 17,36 persen, sedangkan ekspor tuna Filipina anjlok 32,59 persen.
“Kebijakan menteri kelautan dan perikanan untuk melakukan moratorium sampai dengan hari ini serta pelarangan transhipment telah memberikan dampak signifikan, bahwa ekspor mereka terganggu,” kata Nilanto.
Berdasarkan data BKPM, sampai dengan 2014, sektor swasta nasional tidak begitu banyak melakukan pengembangan investasi di bidang perikanan. Namun, tahun ini terjadi peningkatan 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Demikian pula dengan konsumsi ikan nasional, yang juga meningkat signifikan pada tahun ini.
“Sekarang sudah tidak rendah lagi, meskipun hanya di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara saja yang tingkat konsumsi per kapitanya relatif sedang. Sekarang sudah tidak ada lagi yang rendah semuanya berkisaran yaitu 20-40 kilogram (kg) per kapita,” tuturnya.
Berangkat dari keberhasilan tersebut, Sjarief Widjaja mengungkapkan anggaran KKP untuk tahun depan dinaikan. Kenaikan alokasi anggaran tersebut seiring dengan target pencapaian kinerja yang juga bertumbuh.
“Kalau tadi kita menghasilkan 155 kapal tahun ini, bisa dibayangkan tahun 2016 ini lompat 3250 kapal. Ini adalah salah satu cara, bagaimana kita melakukan suatu efisiensi dari anggaran KKP dengan fokus, jelas, tajam, maka apa yang kita belanjakan untuk publik, untuk masyarakatmenjadi lebih tinggi,” kata Sjarief.