Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berwacana mempersingkat waktu penawaran umum saham perdana (
Initial Public Offering/IPO) demi menambah jumlah emiten terdaftar di BEI tahun depan.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan kalau wacana tersebut kini tengah dibicarakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator pasar modal. Ia mengusulkan, pengurusan IPO yang tadinya berkisar 10 hingga 18 minggu nantinya hanya menjadi 10 hingga 12 minggu saja.
"Jadi kami tidak berbicara mengenai kemudahan melakukan IPO. Dengan rangkaian proses yang sama, kini kami memikirkan bagaimana mempersingkat waktu pengurusannya saja," jelas Tito ditemui di Jakarta, Rabu (30/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Tito tak menerangkan lebih lanjut terkait proses IPO apa yang bisa dipersingkat. Ia juga mengatakan, sebenarnya proses IPO bisa berjalan selama 11 minggu saja kalau perusahaan tersebut sudah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan.
"Kalau waktu normal 11 minggu sebenarnya bisa-bisa saja. Semuanya tergantung kepada kesiapan calon emitennya juga," kata Tito.
Ia melanjutkan, percepatan ini diperlukan mengingat BEI menargetkan jumlah emiten baru sebanyak 35 emiten di 2016. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan realisasi pencatatan emiten baru di tahun ini sebanyak 18 perusahaan.
"Bahkan kami optimistis bisa mencatatkan IPO lebih dari itu di tahun depan. Apalagi tahun depan kami sudah siap lima calon emiten yang melantai di bursa yang tak jadi IPO tahun ini. Bursa harus mencapai hal itu dengan potensi yang ada," jelas Tito.
Tito juga berharap adanya emiten baru ini bisa meningkatkan nilai kapitalisasi pasar. Per 28 Desember 2015, nilai kapitalisasi pasar di BEI tercatat sebesar Rp 4.834 triliun atau turun 7,54 persen dibandingkan nilai tahun lalu sebesar Rp 5.228 triliun.
Sedangkan nilai transaksi harian BEI per 28 Desember 2015 sebesar Rp 5,77 triliun atau melemah 3,98 persen dibandingkan tahun lalu dengan nilai Rp 6,01 triliun. Di tahun 2019, BEI berharap bisa membukukan transaksi harian sebesar Rp 15 triliun.