Harga Baru BBM Bakal Topang Kelanjutan Penguatan IHSG

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2016 06:55 WIB
Pada perdagangan Rabu (6/1) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.525-4.547 dan resisten 4.580-4.593.
Penurunan harga BBM yang dilakukan pemerintah kembali membuat pelaku pasar optimistis atau mendapatkan ruang lebih lebar untuk penurunan BI rate. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan setelah adanya dorongan aksi beli di dalam negeri, menyusul penurunan harga BBM di tengah variatifnya sentimen global.

Kepala Riset N.H. Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Rabu (6/1) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.525-4.547 dan resisten 4.580-4.593 setelah pada penutupan perdagangan kemarin berhasil naik 31 poin (0,7 persen) ke level 4.557.

Menurutnya laju IHSG di atas area target support 4.485-4.500 dan mampu berada di area target resisten 4.585-4.615.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Seperti perkiraan dan harapan kami dimana adanya aksi beli yang cukup besar dapat mendorong IHSG untuk kembali naik. Laju IHSG pun demikian dimana cenderung mencoba bertahan dari tren penurunannya. Jika pola ini masih dapat bertahan maka laju IHSG pun dapat kembali menguat,” katanya dalam riset, dikutip Rabu (6/1).

Menurutnya, masih adanya utang gap di antara level 4.409-4.429 yang diharapkan tidak tertutupi dalam waktu dekat untuk mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Untuk itu, ia meminta pelaku pasar untuk tetap mencermati sentimen yang ada pada laju IHSG.

Ia menilai, setelah tertekan oleh sentimen bursa global kemarin, IHSG ketika dibuka langsung berada di zona positif mengingat pelemahan yang terjadi kemarin bukan berasal dari dalam negeri.

“Sehingga pelaku pasar kembali masuk dengan katalis positif yang bermunculan dari dalam negeri, seperti penurunan harga BBM yang lebih rendah dari kebijakan pemerintah sebelumnya, lalu inflasi 2015 yang 3,35 persen atau terendah sejak pertengahan 2010 secara tahunan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Reza berpendapat penurunan harga BBM yang dilakukan pemerintah kembali membuat pelaku pasar optimistis atau mendapatkan ruang lebih lebar untuk penurunan BI Rate di pertengahan Januari ini.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menyatakan bursa Asia ditutup bervariasi dengan mayoritas bergerak cenderung mixed pasca pelemahan cukup besar di awal tahun.

“Minimnya sentimen membuat investor kembali menimbang data kinerja manufaktur dan industri di Asia terutama China serta terfokus pada geopolitik di timur tengah yang berkaitan dengan fluktuasi harga minyak dunia,” katanya.

Ia menilai pergerakan IHSG kemarin seakan rebound dari penurunan tajam awal tahun 2016 setelah pemerintah telah menetapkan nominal harga BBM subsidi menyesuaikan harga minyak dunia.

“Hal tersebut diperkirakan mampu merangsang kembali pertumbuhan sektor industri di Indonesia,” katanya.

Menurutnya bursa Eropa dibuka bervariasi meskipun data pengangguran di Jerman menurun lebih baik dari perkiraan, dan konsensus tingkat inflasi di Eropa cukup baik di bulan Desember tahun lalu.

“Sentimen selanjutnya akan diramaikan oleh data kinerja sektor jasa di seluruh dunia. Dari dalam negeri, data tingkat penjualan ritel yang diperkirakan naik akan menjadi salah satu fokus investor,” ujarnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER