Kereta Cepat Jakarta-Bandung Masih Perlu Dua Izin Trase Lagi

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2016 08:36 WIB
Dari delapan rekomendasi trase yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih butuh dua rekomendasi trase untuk digarap.
Dari delapan rekomendasi trase yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih butuh dua rekomendasi trase untuk digarap. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung yang melibatkan konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia dengan China dinilai perlu mendatangi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk mendapatkan seluruh rekomendasi trase yang diperlukan. Dari delapan rekomendasi yang dibutuhkan, proyek tersebut masih perlu mengantongi dua rekomendase trase lagi untuk dapat dikerjakan.

Harun Alrasyid Lubis, Direktur Eksekutif Infrastructure Partnership & Knowledge Center mengatakan trase kereta cepat belum tertera dalam rencana-rencana tata ruang di di daerah. Di sisi lain, ada beberapa kabupaten dan provinsi yang dilewati kereta cepat. Karena itu, semua pemangku kepentingan perlu mengakomodasi kereta api cepat.

Menurut Harun, sebelum mendapat izin mengembangkan kereta cepat pengembang harus memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Untuk semua itu tentu perlu waktu, tetapi kalau mau dipercepat perlu ada komunikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kuncinya ada pada rencana-rencana yang matang dari konsorsium pengembang. Juga dibutuhkan waktu dan dialog (public consultation) ke semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat. Proses perizinan sebaiknya mendapat dukungan dari stakeholder terkait sehingga pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menciptakan sinergi antarinstansi dalam pembangunan infrastruktur transportasi,” katanya, Rabu (6/1).

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengembang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menyatakan proses penyelesaian perizinan pengembangan kereta cepat tersebut mencapai 70 persen. KCIC adalah perusahaan khusus yang menggabungkan beberapa BUMN seperti PT Wijaya Karya Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nasional VIII dengan China Railway International Co Ltd, perusahaan asal China.

Dari delapan rekomendasi yang dibutuhkan oleh Pemerintah, enam rekomendasi trase dari pemerintah kabupaten/kota telah keluar, dan rencananya awal Januari 2016 ini seluruh rekomendasi dikantongi seluruhnya.

Manajemen KCIC memastikan bila seluruh proses perizinan rampung pada pertengahan Januari 2016, manajemen perusahaan akan mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan target akhir beroperasi 2018 terwujud.

Proyek pembangunan kereta cepat, yang akan melaju dengan kecepatan 250 kilometer per jam, bakal dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung. Apabila proyek itu telah rampung pada akhir 2018, perjalanan Jakarta-Bandung diprediksi hanya memerlukan waktu tempuh 35 menit. Sementara harga tiketnya sekitar Rp225 ribu per penumpang.

Walikota Bandung Ridwan Kamil menyambut positif rencana pembangunan proyek kereta cepat tersebut. Ridwan mengatakan pertumbuhan ekonomi Bandung sekarang 8,8 persen.

”Dapat dibayangkan kalau ada high speed train dan light rail transit, saya punya keyakinan pertumbuhan di atas 10 persen,” katanya.

Untuk memudahkan calon penumpang, kereta cepat tersebut akan terintegrasi dengan stasiun-stasiun dalam kota. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menambahkan, kereta cepat akan terhubung dengan stasiun di dalam Kota Bandung hingga Kabupaten Bandung.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan kereta cepat tersebut akan terintegrasi dengan Stasiun Manggarai sehingga beban lalu lintas jalan akan berkurang. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER