Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah kembali tergelincir turun pada Selasa (12/1) pagi sebesar hampir 20 persen sejak awal tahun. Para analis dan pelaku pasar bertaruh akan adanya penurunan proyeksi harga minyak lebih lanjut sepanjang 2016.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah acuan Amerika, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada US$31,34 per barel pada hari Selasa dini hari tadi. Angka itu turun US$7 sen dari posisi harga terakhir WTI dan hampir 19 persen lebih rendah dibandingkan posisi awal tahun. Reuters mencatat harga WTI anjlok lebih dari 70 persen sejak krisis harga minyak dimulai pada pertengahan 2014.
Di awal tahun, para analis dari Barclays, Macquarie, Bank of America Merrill Lynch, Standard Chartered, dan Societe Generale telah memangkas proyeksi harga minyak 2016 mereka, Senin kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penurunan tajam fundamental pasar minyak pada awal 2016 telah membuat kita untuk membuat beberapa penyesuaian harga lebih rendah dari perkiraan harga minyak untuk 2016," kata Barclays Bank.
"Kami sekarang mengharapkan Brent dan WTI rata-rata US$37 per barel pada 2016, turun dari perkiraan kami sebelumnya masing-masing sebesar US$60 dan US$56," tambahnya.
Diantara para analis, Standard Chartered mengambil pandangan yang paling pesimistis dengan berani menyatakan bahwa harga bisa turun sampai ke level US$ 10 per barel.
"Harga minyak digerakkan hampir seluruhnya oleh arus keuangan yang disebabkan oleh fluktuasi harga aset lainnya, termasuk dolar dan pasar ekuitas," kata Standard Chartered dikutip dari Reuters.
"Kami pikir harga bisa jatuh serendah US$10 per barel meski sebagian besar manajer keuangan di pasar mengakui bahwa hal itu terlalu berlebihan,” tambahnya.
(gen)