Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meyakini angka penjualan mobil jenis sedan tahun ini akan meningkat jika pemerintah jadi menurunkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atas mobil tersebut.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan faktor harga masih menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat untuk membeli mobil di Indonesia. Sehingga jika PPnBM jadi diturunkan, maka hal itu bisa memengaruhi psikologis masyarakat untuk membeli mobil sedan.
"Banyak yang bilang kalau masyarakat melihat merek ketika akan membeli mobil, namun kami lihat kalau harga masih menjadi faktor utama masyarakat dalam membeli mobil. Jadi kalau PPnBM diturunkan dari saat ini 30 persen, itu sangat membantu," jelas Jongkie melalui sambungan telepon, Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun jika kebijakan ini tidak jadi dijalankan tahun ini, ia meramalkan proporsi penjualan mobil sedan tahun ini akan sama seperti tahun lalu yaitu hanya di kisaran 2 persen. Karena menurutnya, hanya masalah harga jual sedan saja yang perlu diturunkan untuk menunjang daya beli masyarakat akan mobil sedan.
Ia mengatakan, faktor lain seperti proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini cukup baik sehingga ada indikasi perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, suku bunga pinjaman dianggap masih aman dan belum berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan mobil sedan. Di mana menurut data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) sampai Oktober 2015, rata-rata bunga pinjaman kendaraan bermotor berada di angka 11,83 persen.
"Kalau misalkan tidak turun PPnBM-nya, kami prediksi penjualan sedan akan begitu-begitu saja. Makanya sekarang tergantung Pemerintah mau menurunkan pajaknya atau tidak," jelasnya.
Target 2016Gaikindo menargetkan penjualan mobil tahun ini sebesar 1,06 juta atau meningkat 5 persen dibanding angka penjualan mobil sepanjang 2015 sebanyak 1,015 juta unit. Jika kebijakan ini jadi diimplementasikan, maka penjualan sedan tahun ini bisa lebih besar dari angka 21,3 ribu unit.
"Tapi kami masih belum tahu seberapa besar peningkatan proporsinya kalau kebijakan penurunan PPnBM ini jadi dilakukan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau Gaikindo berharap pemerintah masih mau menurunkan PPnBM mobil sedan dari saat ini sebesar 30 persen ke angka 10 persen, seperti bagi penjualan mobil
Multi Purpose Vehicle (MPV). Angka itu, jelasnya, sudah diajukan ke pemerintah sejak lama, namun sampai saat ini belum diamini.
"Dari sejak tahun kemarin kami minta penurunan PPnBM tapi sampai sekarang belum ada hasilnya. Padahal penjualan sedan sangat penting bagi keberlangsungan industri otomotif dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Gaikindo Noergadjito mengatakan kalau penjualan sedan domestik sangat penting karena bisa menarik minat prinsipal otomotif untuk meproduksi mobil sedan di Indonesia. Jika produksi mobil sedan meningkat, maka ada kesempatan Indonesia bisa mengekspor mobil sedan selain MPV.
Noergadjito menambahkan, saat ini Indonesia lebih banyak mengekspor MPV di mana pangsa pasarnya lebih sedikit dibanding mobil sedan yang lebih banyak diterima oleh pasar luar negeri secara umum.
“Kami memang mau memperbesar penjualan mobil sedan di dalam negeri agar menarik prinsipal untuk produksi sedan di sini. Kalau produksi sedan banyak, maka ada kesempatan ekspor lebih besar, karena permintaan pasar luar negeri saat ini adalah jenis sedan dibanding MPV," jelasnya di Jakarta, November lalu.
Sebagai informasi, produksi mobil Thailand sepanjang 2014 menurut Asean Automotive Federation (AAF) sebesar 1,88 juta unit dimana sebanyak 1 juta unit, atau 55,5 persen digunakan bagi pangsa ekspor yang kebanyakan jenis sedan dan SUV.
Sedangkan pada tahun yang sama, produksi mobil Indonesia sebesar 1,29 juta unit dimana 1,22 juta unit ditujukan bagi pasar domestik. Dengan kata lain, Indonesia hanya menyisihkan 5,4 persen untuk pasar ekspor.
(gen)