Serangan Teror Jakarta, Rupiah Dekati Rp14.000 per Dolar

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 13:04 WIB
Di pasar spot, rupiah terpantau melemah 0,63 persen ke level Rp13.922 per dolar AS hingga pukul 12.00 WIB.
Petugas menghitung uang pecahan seratus dolar Amerika, di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada perdagangan Kamis (14/1) karena sentimen negatif kekhawatiran perekonomian global yang ditambah adanya serangan teror di Thamrin, Jakarta.

Di pasar spot, rupiah terpantau melemah 0,63 persen ke level Rp13.922 per dolar AS hingga pukul 12.00 WIB. Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan kurs tengah rupiah terhadap dolar AS pada hari ini di angka Rp13.877, melemah 0,11 persen dari level kemarin Rp13.861.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan adanya serangan teror di Jakarta memang memberikan sentimen negatif yang signifikan. Menurutnya, saat kejadian tersebut tersiar di berita, rupiah langsung melemah drastis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Serangan teror memang ada imbasnya. Saat kejadian diberitakan, sempat hampir menyentuh Rp 14.000 per dolar AS,” katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (14/1)

Menurutnya, pelaku pasar saat ini menunggu kepastian dari pemerintah dan otoritas keamanan terkait serangan teror tersebut. Menurutnya, jika penjelasan pemerintah dinilai meyakinkan, maka pelaku pasar bisa mulai mengurangi pelemahan rupiah.

“Pelaku pasar menunggu kejelasan reaksi dari otoritas keamanan. Kalau pelaku segera tertangkap maka akan baik. Semakin lama tertangkap, maka semakin lama kondisi pasar akan membaik,” jelasnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya tidak mempersiapkan hal khusus karena kejadian tersebut merupakan hal yang di luar kontrol.

“Ini sesuatu yang diluar kontrol kita. Kami upayakan supaya market tidak terlalu nervous setelah kejadian ini. Sementara dengan penanganan keamanan untuk menimbulkan kepercayaan,” katanya.

“Kalau saya pikir, ini kejadian dan pelemahan temporer. Yang penting kita punya fundamental makro yang kuat untuk mengembalikan kondisi yang temporer itu kembali ke normal,” imbuh Bambang.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 1,7 persen ke level 4.459 dalam jeda perdagangan siang Kamis (14/1) karena sentimen global yang negatif, sementara di saat yang sama terdapat serangan teror di Thamrin, Jakarta.

Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan pelaku pasar pada kali ini melakukan aksi jual karena kepanikan (panic selling) karena adanya sentimen tambahan yaitu serangan teror yang terjadi di Thamrin, Jakarta.

“Biasanya mulai terjadi panic selling. Penurunan yang dalam juga bisa terjadi. Tapi ini masih karena panic selling dan tidak akan berlangsung lama seharusnya,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (14/1).

David menjelaskan, pelaku pasar hingga saat ini masih menunggu penjelasan resmi dari otoritas keamanan dan pemerintah terkait serangan teror tersebut. Menurutnya, jika penjelasan pemerintah dinilai meyakinkan, maka perdagangan saham mampu membaik.

“Yang dinanti pelaku pasar adalah statement oleh pemerintah dan reaksi apa yang akan dilakukan pemerintah. Serangan teror ini menyebabkan ketakutan di masyarakat. Jika pemerintah bisa meyakinkan dan menangkap pelakunya, maka pelaku pasa bisa merasa yakin,” jelasnya.

“Yang membahayakan adalah crowd effect yang sifatnya tidak rasional lagi akibat berita simpang siur . Potensinya bisa melemah sampai 2 persen. Ingat saat kejadian bom hotel JW Marriot. Hampir sama situasinya,” imbuh David. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER