Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 1,7 persen ke level 4.459 dalam jeda perdagangan siang Kamis (14/1) karena sentimen global yang negatif, sementara di saat yang sama terdapat serangan teror di Thamrin, Jakarta.
Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan pelaku pasar pada kali ini melakukan aksi jual karena kepanikan (
panic selling) karena adanya sentimen tambahan yaitu serangan teror yang terjadi di Thamrin, Jakarta.
“Biasanya mulai terjadi
panic selling. Penurunan yang dalam juga bisa terjadi. Tapi ini masih karena panic selling dan tidak akan berlangsung lama seharusnya,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (14/1).
David menjelaskan, pelaku pasar hingga saat ini masih menunggu penjelasan resmi dari otoritas keamanan dan pemerintah terkait serangan teror tersebut. Menurutnya, jika penjelasan pemerintah dinilai meyakinkan, maka perdagangan saham mampu membaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Yang dinanti pelaku pasar adalah statement oleh pemerintah dan reaksi apa yang akan dilakukan pemerintah. Serangan teror ini menyebabkan ketakutan di masyarakat. Jika pemerintah bisa meyakinkan dan menangkap pelakunya, maka pelaku pasa bisa merasa yakin,” jelasnya.
“Yang membahayakan adalah
crowd effect yang sifatnya tidak rasional lagi akibat berita simpang siur. Potensinya bisa melemah sampai 2 persen. Ingat saat kejadian bom hotel JW Marriot. Hampir sama situasinya,” imbuh David.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya tidak mempersiapkan hal khusus karena kejadian tersebut merupakan hal yang di luar kontrol.
“Ini sesuatu yang diluar kontrol kami. Kami upayakan supaya market tidak terlalu
nervous setelah kejadian ini. Sementara diatasi dengan penanganan keamanan untuk menimbulkan kepercayaan,” katanya.
“Kalau saya pikir, ini kejadian dan pelemahan
temporer. Yang penting kita punya fundamental makro yang kuat untuk mengembalikan kondisi yang
temporer itu kembali ke normal,” imbuh Bambang.
(gir)