Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan sedikitnya 6 proyek infratrukstur yang pendanaannya bakal diperoleh dari bank infrastruktur investasi asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menjelaskan, ke-6 proyek yang akan dibawa dalam pertemuan AIIB pada 16-17 Januari esok itu memiliki nilai pendanaan tak kurang dari US$2 miliar.
"Sifatnya ini untuk melengkapi pendanaan yang sudah ada di APBN dan multilateral lain. Ada sebagian project yang sifatnya
co-financing dengan multilateral yang lain, apakah ADB atau World Bank," jelas Bambang seperti dikuti dari laman Kementerian Keuangan, Jakarta Kamis (14/01).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan meski keberadaaan AIIB dinilai banyak pihak akan menjadi pesaing lembaga keuangan lain, namun ia memastikan bahwa dipilihnya AIIB sebagai sumber pendanaan tak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan lembaga lain.
Oleh karenanya, ia meyakini Indonesia masih akan dapat bekerjasama menyoal pendanaan dengan Asian Development Bank (ADB) dan World Bank (WB).
"Ini untuk menunjukkan bahwa AIIB ini bukan pesaing untuk yang lain. Tapi untuk bisa jadi suplemen dari yang sudah ada,” jelas Bambang.
Dalam keanggotaannya, Indonesia tercatat sebagai pemegang saham AIIB terbesar ke-8 yang akan mengusulkan 6 proyek infrastruktur selama periode 2016-2017.
Dari catatan AIIB, Indonesia akan menyetorkan modal sebanyak US$672 juta yang akan dibayar dalam 5 tahun.
Dengan kontribusi tersebut, Indonesia memiliki 3,36 persen dari seluruh modal AIIB. Saat AIIB sudah beroperasi penuh, Menkeu berharap lembaga ini dapat memperhatikan kepentingan negara peminjam.
“Yang paling penting juga adalah perlunya kecepatan dalam hal pengambilan keputusan,” cetusnya.