Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengoreksi realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN) 2015.
Pada awal bulan ini, Menkeu menyebutkan defisit fiskal 2015 menembus 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) menyusul tidak tercapainya target penerimaan pajak. Namun berdasarkan perhitungan terbaru, realisasinya ternyata menjadi 2,58 persen PDB.
Kendati lebih rendah dari perkiraan, realisasi defisit anggaran negara tahun lalu tetap lebih tinggi dari target APBNP 2015 yang dipatok 1,9 persen DPB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menjelaskan berubahnya angka defisit APBNP 2015 dikarenakan angka sebelumnya baru berupa perkiraan. Namun, selepas 31 Desember 2015, masih ada tambahan penerimaan negara yang belum tercatat serta realisasi belanja yang ternyata lebih rendah.
“Kemarin masih ada beberapa yang sifatnya perkiraan. Belanja turun sekitar dari 91-an ke 90-an (persen). Penerimaan naik sekitar Rp10 triliun dari pajak dan hibah. Kita cukup lega lah 2,58 angka yang sangat managebale untuk kita jaga ke depan,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (18/1).
Ke depan, Bambang menegaskan pemerintah akan menciptakan kondisi ekonomi nasional yang terbaik. Salah satu fokusnya adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Kondisi terbaik adalah stabilitas dari nilai tukar harus terjaga dan di sisi lain tidak memberatkan perekonomian,” tuturnya.
Sebelumnya pada Minggu (3/1), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis data realisasi APBNP 2015. Penerimaan negara tercatat sebesar Rp 1.491,5 triliun atau hanya 84,7 persen dari target Rp1.761,6 triliun. Angka itu terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun (83 persen), penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp252,4 triliun (93,8 persen), dan hibah Rp3,3 triliun (100 persen).
Sementara belanja negara tercatat sebesar Rp1.810 triliun atau 91,2 persen dari target. Rinciannya adaqlah belanja pemerintah pusat Rp1.187,1 triliun (90 persen), serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp623 triliun (93,7 persen).
Berdasarkan kombinasi keduanya, maka defisit APBNP 2015 menjadi sebesar Rp318,5 triliun atau 2,8 persen dari PDB. Sementara target defiti tahun lalu hanya sebesar Rp222,5 triliun atau 1,9 persen PDB.
(ags)