Berlian Laju Tangker akan Sewa 2 Kapal Baru

CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 14:12 WIB
PT Berlian Laju Tanker Tbk baru-baru ini menjual 34 kapalnya untuk membayar sebagian utang perusahaan.
Sejumlah kapal kargo sedang lego jangkar di Selat Madura, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/1). (Antara Foto/Didik Suhartono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan jasa pelayaran, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) akan menyewa dua kapal baru untuk menunjang operasional bisnisnya. Hal ini dilakukan setelah perseroan menjual 34 kapal guna membayar utang.

Direktur Utama Berlian Laju Tanker, Siana Anggraeni Surya menyatakan perseroan sebelumnya memiliki 39 kapal hingga Desember 2014. Namun, untuk merestrukturisasi utang, perseroan terpaksa menjual 34 kapal.

“Sekarang sisa lima kapal, terdiri dari dua kapal tanker kimia kecil dan tiga kapal pengangkut liquefied petroleum gas (LPG),” ujarnya usai paparan publik di Jakarta, Senin (18/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya, lanjut Siana, perusahaan akan melakukan kerjasama (joint venture) dengan perusahaan asal AS terkait sewa dua kapal pengakut LPG berkapasitas 155 ribu meter kubik.

“Sekarang tinggal lima kapal, kita harus dapatkan dua kapal lagi yang sedang kami purchase option itu. Bisa beli atau time charter (sewa sesuai waktu). Setidaknya tahun ini bisa tujuh kapal totalnya,” jelasnya.

Dari sisi pendanaan, Siana mengatakan perseroan menyiapkan anggaran US$10 juta untuk ekspansi pada tahun ini meskipun belum jelas rincian alokasinya. Adapun sumber dana diharapkan masuk dari penerbitan saham kembali dalam rangka restrukturisasi utang.

“Kami akan fokus per project. Jadi jika ada peluang yang cukup baik, maka kami akan membeli kapal atau bisa saja time charter. Ekspansi bisnis tidak selalu harus beli kapal, tapi boleh juga time charter,” katanya.

Sementara dari sisi kinerja keuangan, Siana menuturkan perseroan belum bisa menjanjikan perbaikan kinerja pada tahun ini. Menurutnya, perusahaan kemungkinan masih akan merugi jika melihat kondisi 2016 yang masih penuh tantangan.

 “Kondisi masih sulit ya. Untuk keseluruhan industri saja, saya lihat hanya bisa tumbuh single digit karena pelemahan ekonomi global,” jelasnya.

Direktur BLTA Jason Kardachi  menambahkan, saat ini perseroan masih berfokus dengan rencana restrukturisasi utang perseroan yang mencapai Rp13 triliun. Nantinya, dengan restrukturisasi utang melalui skema konversi saham, perseroan menyatakan bisa menekan utang hingga Rp11,93 triliun.

“Pasca konversi utang menjadi ekuitas, perseroan akan mengatasi defisit modalnya yang merupakan syarat utama yang diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi saham BLTA untuk melanjutkan perdagangan,” jelasnya.

Ia mengaku, dimulainya kembali perdagangan akan memungkinkan kreditor tanpa jaminan yang akan menerima saham baru di Perusahaan dan pemegang saham publik perusahan sebuah kesempatan untuk mendapatkan pengembalian melalui kepemilikansaham mereka di BLTA.

“Saham-saham baru diperkirakan akan didistribusikan kepada kreditor tanpa jaminan pada akhir Januari 2016. Setelah itu, BLT akan mengajukan permohonan perdagangan kembali dan dibukanya perdagangan saham BLT diperkirakan pada pertengahan bulan Maret 2016,” katanya.

Sebagai informasi, hingga kini BEI masih melakukan suspensi atas perdagangan saham perseroan BLTA karena masih harus memantau proses dan realisasi restrukturisasi utang perseroan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER