China Berminat Tanam Rp29 Triliun di Sektor Energi Terbarukan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 18 Jan 2016 02:40 WIB
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merinci, nilai tersebut diperoleh dari 4 perusahaan yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah mengidentifikasi minat investasi dari China di sektor energi terbarukan, senilai total US$2,16 miliar atau sekitar Rp29,1 triliun dengan kurs dolar AS Rp13.500.

Kepala BKPM Franky Sibarani merinci, nilai tersebut diperoleh dari 4 perusahaan yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia melalui pengolahan dari batubara menjadi methanol dengan investasi sebesar US$1,5 miliar, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi sebesar US$150 juta, kemudian dua perusahaan produksi panel solar dengan nilai investasi masing-masing US$150 juta dan US$360 juta.

“Mereka sudah melakukan komunikasi dengan mitra lokal di Indonesia, kami akan dorong minat investasi tersebut agar segera direalisasikan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (17/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky menambahkan, BKPM melalui tim marketing officer China akan melakukan komunikasi intensif dengan investor terkait untuk mendorong investor agar memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam.

“Dari nilai minat investasi yang disampaikan, mereka dapat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam sehingga dapat segera mulai melakukan proses konstruksi,” paparnya.

Selain pemanfaatan layanan izin 3 jam, Franky juga mengaku terdapat insentif investasi yang dapat diberikan kepada investor yang memenuhi kriteria. Di antaranya adalah investor China yang bergerak di bidang pengolahan batubara menjadi methanol.

“Proyek ini memiliki potensi besar untuk mendapatkan tax holiday mengingat sebagai industri pioneer dan strategis, yang dapat menghemat impor bahan baku methanol setiap tahunnya,” urainya.

Lebih lanjut, Franky menyampaikan bahwa investor pengolahan produksi batubara menjadi methanol telah melakukan komunikasi bersama mitra lokal telah merencanakan proyek bersama dengan nilai rencana investasi sebesar US$1,5 miliar yang akan memproduksi 1.1 juta ton methanol per tahun. Adapun produk methanol yang dihasilkan akan dibeli oleh PT Pertamina (sebagai off-taker), dan rencananya fase konstruksi tahap pertama dimulai pada kuartal ke-3 tahun 2016.

Sementara untuk investor yang berminat membangun produksi panel solar, lanjut Franky, juga berencana untuk membangun pilot project terlebih dahulu sebelum kemudian membangun fasilitas untuk produksi komersial.

Perusahaan berencana untuk membangun komponen solar panel yaitu Silicon Wafers dan Polycrystalline Silicon, yang mana teknologi pembuatan komponen tersebut tidak banyak dimiliki oleh perusahaan di China

“Selanjutnya dalam waktu dekat, mengingat saat ini masih minimnya industri pembuatan komponen solar panel di Indonesia, maka BKPM akan menyampaikan kepada Bapak Presiden untuk mendorong pembangunan industri komponen solar panel tersebut di Indonesia,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pada tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER