Kuasai Mahakam, Pertamina Diminta Perbanyak Infrastruktur Gas

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 17:23 WIB
Untuk menekan harga gas, Pemerintah juga diminta untuk tidak lagi memisahkan pengaturan bisnis hulu dan hilir migas di Indonesia.
Untuk menekan harga gas, Pemerintah juga diminta untuk tidak lagi memisahkan pengaturan bisnis hulu dan hilir migas di Indonesia. (Dok. Sekretariat Kabinet).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) diminta memperbanyak infrastruktur gas di Indonesia terutama setelah badan usaha milik negara (BUMN) tersebut dipercaya pemerintah mengelola Blok Mahakam, pasca kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation habis pada 2017 mendatang.

Achmad Widjaja, Praktisi Industri Pengguna Gas Nasional, mengatakan Pertamina selama ini sebenarnya sudah mempunyai unit usaha yang terintegrasi. Termasuk di sektor gas mulai dari hulu sampai ke hilir, sehingga bisa memanfaatkan penggunaan gas dengan lebih maksimal untuk industri dalam negeri.

Pertamina menurut Achmad hanya tinggal meningkatkan lagi ketersediaan infrastruktur. Sebagai BUMN energi yang 100 persen sahamnya dimiliki pemerintah, menurutnya sangat wajar bila pemerintah memberikan dukungan penuh kepada Pertamina dalam pemanfaatan gas dari hulu-hilir untuk kepentingan nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dengan penguasaan terhadap Blok Mahakam yang notabene ladang gas terbesar, Pertamina akan memiliki jaminan pasokan gas yang lebih besar lagi,” ujar Achmad, Senin (25/1).

Ibrahim Hasyim, Pengamat Industri Minyak dan Gas Bumi (Migas) mengatakan dengan harga minyak yang sangat rendah dibutuhkan banyak inisiatif dari Pemerintah. Salah satunya merombak proses bisnis gas di Indonesia yang dulunya memisahkan industri hulu dan hilir kini harus diintegrasikan.

Sebab terpisahnya bisnis hulu dan hilir migas menurutnya membuat bisnis tersebut lebih kompleks sehingga membuat harga gas menjadi lebih mahal.

“Dengan Pertamina menguasai proses hulu-hilir, maka inilah kesempatan besar dalam rangka mendorong pemanfaatan gas dalam negeri. Maka pengaturan-pengaturan akan menjadi lebih mudah,” kata dia.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina mengaku perusahaannya selalu siap kapan pun diminta Pemerintah selaku pemegang saham untuk mengoptimalkan integrasi bisnis hulu sampai hilir gas yang dikelola perusahaannya.

“Pertamina telah melakukan investasi signifikan untuk membangun pipa transmisi guna menjamin monetisasi cadangan hulu dan optimasi produksi gas nasional,” kata Wianda.

Menurut Wianda, Pertamina di hulu (upstream) mengoperasikan sejumlah ladang gas dengan produksi rata-rata sebesar 1.700 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah tersebut akan meningkat signifikan mulai 2018, setelah Pertamina memegang hak partisipasi mayoritas dalam blok gas terbesar di Indonesia yaitu Blok Mahakam.

“Kami juga menjalankan bisnis gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) baik untuk pasar domestik maupun internasional,” katanya.

Pertamina bersama mitra dari luar negeri dan lokal juga mengoperasikan PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) yang memproduksi LNG. DSLNG tercatat mendapat pasokan gas alam dari PT Pertamina EP area Matindok, PT Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi, dan perusahaan lainnya.

Sementara itu untuk midstream, tambah Wianda, Pertamina memiliki dan mengoperasikan kilang penerima LNG melalui anak usahanya, PT Nusantara Regas. Pertamina menguasai 60 persen saham PT Nusantara Regas dan 40 persen sisanya dikuasai badan usaha lainnya. Perusahaan juga mengoperasikan kilang-kilang elpiji yang dioperasikan PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur.

Pertamina bersama mitra juga mengoperasikan Elpiji Plant di Sumatera dan Elpiji Plant Mundu, Indramayu, Jawa Barat. Selain itu, Pertamina juga memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi melalui anak usahanya, PT Pertamina Gas (Pertagas).

Untuk downstream, Pertamina mendistribusikan gas ke berbagai sektor mulai listrik, pupuk hingga industri dan mendistribusikan elpiji domestik, baik dalam bentuk penugasan pemerintah (public service obligation/PSO) maupun non-PSO. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER