Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan memfasilitasi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mendapatkan pekerjaan baru. Untuk itu, BKPM meminta perusahaan yang akan mmangkas karyawan untuk melapor lebih awal.
"Saya akan fasilitasi untuk mendapatkan pekerjaan. Bukan hanya menyampaikan angka (PHK) tanpa memberi solusi. Kami di BKPM kan ada aktivitas supporting untuk investasi menciptakan lapangan kerja," tutur Kepala BKPM Franky Sibarani di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (9/2).
Menurut Franky, saat ini masih banyak lapangan kerja yang terbuka. Koordinasi antar kementerian juga terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Franky menyayangkan informasi PHK yang dilakukan sejumlah perusahaan bocor ke publik. Hal itu dinilainya bisa menimbulkan keresahan masyarakat.
"Masih banyak lapangan kerja terbuka, tapi di sisi lain ada berita (PHK) seperti ini. Berikan nama (perusahaan) itu. Kalau namanya ada (PHK), oke. Kita akan fasilitasi," ujarnya Franky.
Selanjutnya, Franky juga meminta pemberitaan soal PHK dilakukan secara tepat dan akurat. Franky membantah isu PHK karyawan yang dilakukan oleh perusahaan otomotif Honda dan Yamaha di Indonesia. Selain itu, dia juga mengklarifikasi jumlah karyawan yang dirumahkan oleh PT Panasonic Gobel.
"Honda, Yamaha, kita sudah konfirmasi tidak ada PHK. Kemudian Panasonic, Toshiba, yang disampaikan 2 ribu lebih di-PHK. Faktanya ada 425 karyawan (yang di PHK) Panasonic. Itu tentu menimbulkan keresahan. Kita koordinasi sehingga informasi yang benar itu yang disampaikan ke publik. Bukan informasi yang tidak benar," ujarnya.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta pemerintah turun tangan untuk menahan gelombang PHK yang terjadi di sejumlah perusahaan farmasi multinasional. Pemutusan hubungan kerja dilakukan perusahaan untuk mengurangi kapasitas produksi.
Dilaporkan KSPI, sejumlah perusahaan farmasi multinasional telah merumahkan pekerjanya pada Februari 2016 diantaranya PT Novartis yang m-PHK seratus dari 300 pekerja dan PT Sandoz yang mem-PHK 200 dari 300 ratus pekerja. Selain itu, sejumlah perusahaan farmasi besar seperti PT Merck, PT Glaxo, dan PT Jhonson and Jhonson, juga berencana merumahkan ratusan pekerjanya
(ags/gen)