Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengantongi dua investor asal Jepang yang berminat menanamkan uangnya sebesar US$600 juta di sektor ketenagalistrikan Indonesia.
Jika tak ada halangan, dua proyek yang direalisasi dalam waktu dekat tersebut bakal mengambil tempat di Cirebon, Jawa Barat dengan nilai US$200 juta dan Medan, Sumatera Utara sebanyak US$400 juta.
"Kami telah meminta perusahaan untuk segera mengajukan permohonan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Kami juga siap memfasilitasi perizinan –perizinan lainnya,," ujar Kepala BKPM, Franky Sibarani dalam keterangan resminya, Jumat (29/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky mengungkapkan, dua investor yang tak disebut namanya ini merupakan bagian dari minat investasi senilai US$1,97 miliar yang dijaring BKPM dalam lawatannya ke Jepang pekan ini.
Berangkat dari hal itu, ia mengarahkan kepada calon investor untuk memasukkan aplikasi perizinan ke layanan investasi 3 jam yang diluncurkan Oktober tahun lalu.
"Investasi pembangunan infrastruktur listrik sangat penting karena akan menambah kapasitas listrik nasional. Minat sektor listrik dari Jepang termasuk mendominasi dengan besaran 30 persen dari total investasi yang berhasil diidentifikasi selama kunjungan ini," jelasnya.
Sebagai informasi, realisasi investasi asal Jepang di tahun 2015 tercatat sebesar US$ 2,87 miliar atau meningkat tipis 6,29 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar US$ 2,70 miliar. Sedangkan rasio realisasi investasi Jepang tercatat sebesar 62 persen, atau sebanyak US$ 16,60 miliar terealisasi dari rencana investasi sebesar US$ 26,61 miliar dari tahun 2010 hingga 2014.
Di samping itu, pengajuan izin prinsip di sektor ketenagalistrikan, air bersih, dan gas di tahun 2015 tercatat sebesar Rp 707,37 triliun atau lebih besar dibanding tahun sebelumnya dengan nilai Rp 297,21 trilliun. Angka tersebut mengambil porsi 37,51 persen dari total minat investasi yang masuk sepanjang periode tersebut sebesar Rp 1.886,04 triliun.