Pemerintah Usung Industri Padat Karya dalam TPP

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 10 Feb 2016 01:25 WIB
Industri padat karya yang akan didorong meliputi tekstil, alas kaki, fashion hingga produk makanan.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Desember 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana mendorong industri padat karya sebagai komoditas yang dikembangkan dalam Kemitraan Trans Pasifik atau Trans Pasific Partnership (TPP).

"Jadi tadi salah satu pembicaraan yang cukup intensif itu tentunya mengenai industri-industri yang padat karya," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres di Jakarta, Selasa.

Thomas mengungkapkan, usaha padat karya yang fokus dikembangkan akan menyasar industri tekstil, alas kaki, sepatu, fashion dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu kata dia pemerintah juga akan mendorong industri makanan dan minuman, packaged food, process food, sampai holtikultura, lantara Indonesia memiliki keunggulan di produk-produk pertanian process food, makanan minuman antara lain.

"Kita sudah ketinggalan dibandingkan negara saingan seperti Vietnam bahkan sebentar lagi akan ketinggalan dengan Filipina kalau kita tidak hati-hati. Jadi jangan kita terjebak dalam urusan-urusan yang sebetulnya kecil, yang malah kita ketinggalan dengan isu besar," katanya.

Seiring dengan adanya keinginan pemerintah bergabung ke dalam TPP, cetus Thomas saat ini terdapat sejumlah kendala yang harus dihadapi Indonesia.

Satu diantaranya ialah problematika mengenai mentalitas masyarakat yang menurut dia pemerintah harus benar-benar berfokus pada isu yang besar seperti persaingan regional. Pun untuk kendala kedua berfokus pada permasalahan teknis.

Seperti diketahui, TPP merupakan rencana perjanjian dagang yang dirundingkan oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat dan Vietnam.

Thomas menjelaskan, pemerintah sendiri memiliki alasan khusus tatkala memutuskan bergabung dengan beberapa blok kerjasama perdagangan seperti TPP yang sempat menuai kritik. Ia menyebut persaingan yang semakin sengit dengan negara lain mendorong Indonesia mempercepat penyelesaian perundingan tiga pakta perdagangan bebas.

Berangkat dari tujuan tersebut ia berharap masyarakat dapat lebih terbuka dengan peluang kompetisi perdagangan global mengingat banyak negara yang menjadi saingan berat Indonesia dalam merebut perhatian investor.

“Kita harus benar-benar berubah pikiran jangan defensif. Jangan terjebak dalam polemik-polemik dengan urusan yang sebenarnya kecil, tapi harus benar-benar fokus pada isu besar. Seperti misalnya persaingan regional bahwa kita sudah ketinggalan dibandingkan negara saingan seperti Vietnam bahkan sebentar lagi akan ketinggalan dengan Filipina kalau kita tidak hati-hati,” imbuh Thomas 
(dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER