Bali, CNN Indonesia -- Pemerintah menegaskan komitmen penerapan biodiesel 20 persen (B20) di Indonesia melalui
roadshow Tim Sosialisasi Pemanfaatan Biodiesel 20 persen (B20) Lintas Jawa-Bali dalam pelaksanaan Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016.
Tahun lalu, realisasi biodiesel hanya mencapai 905 kiloliter (kl) atau 53 persen dari target. Penggunaan biodiesel itu hanya mampu menghemat devisa sekitar Rp5 triliun dari pengurangan impor bahan bakar minyak (BBM).
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan penggunaan biodiesel bisa mencapai 6,9 juta kl atau setara dengan penghematan devisa US$2 miliar. Penggunaan B20 juga berkontribusi mengurangi emisi karbondioksida (CO2) equivalent sebesar 9-18 juta ton CO2 equivalent per tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“
Roadshow ini adalah kelanjutan dari usaha kita tahun lalu,” tutur Menteri ESDM Sudirman Said di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) di Bali, Jumat (12/2).
Sudirman mengungkapkan kegiatan uji jalan pemanfaatan B20 telah dilakukan sejak tahun 2014, dimulai dari sosialisasi pemanfaatan B20 Roadshow to Sumatera dan Roadshow Tour the Java Bali yang berakhir pada 5 Februari 2016 lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait penggunaan biodiesel kepada masyarakat.
“Penyakit dari masyarakat dalam menghadapi policy baru adalah keraguan,” ujarnya.
Dengan adanya
roadshow ini keraguan masyarakat diharapkan bisa terhapus karena biodiesel merupakan bahan bakar yang aman dan sesuai uji jalan yang dilakukan tidak memberikan pengaruh signifikan pada mesin kendaraan.
Selain itu, implementasi biodiesel di Indonesia merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim Paris yang digelar tahun lalu di mana salah satunya menurunkan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional yaitu melalui peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari konsumsi nasional tahun 2025.
Selanjutnya, Sudirman kembali menegaskan pemerintah akan terus membangun energi terbarukan meskipun menghadapi tantangan dari rendahnya harga bahan bakar fosil saat ini.
“Pemerintah tidak akan looking back, pemerintah akan maju terus karena seberapa sulitpun membangun energi baru, tetapi begitu (energi baru) sampai titik keberlanjutan maka akan berkelanjutan,” tegasnya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana menambahkan roadshow ini iikuti oleh 14 kendaraan berbahan bakar diesel dari berbagai merek mulai dari jenis mobil penumpang hingga truk pengangkut barang. Rombongan kendaraan penggunaan B20 ini sebelumnya berangkat dari Jakarta ke Bali dan akan kembali tiba di Jakarta tanggal 14 Februari mendatang.
“Per 27 Januari 2016, rombongan kendaraan ini telah mencapai perjalanan 4000 km. Setelah hari ini diresmikan maka total jarak tempuh yang dicapai menjadi 5500 km,” ujarnya.
Sebagai informasi, per Januari 2016, persentase campuran biodiesel dalam minyak solar dinaikkan dari 15 persen pada tahun lalu menjadi 20 persen untuk sektor transportasi dan industri serta 30 persen (B30) untuk sektor pembangkit listrik melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015.
(gir)