Pemerintah Gandeng Badan Energi Dunia Susun 'Misi Bali'

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2016 11:37 WIB
Misi Bali adalah sebuah kerangka kerja untuk menciptakan energi bersih nasional dan dapat berkontribusi pada konteks pembangunan berkelanjutan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Bali, CNN Indonesia -- Pemerintah bersama dengan badan energi dunia, International Energy Agency (IEA) berencana menerbitkan 'Misi Bali', yaitu sebuah kerangka kerja untuk menciptakan energi bersih nasional dan dapat berkontribusi pada konteks pembangunan berkelanjutan di tingkat regional dan global.

Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan IEA, menggelar Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016. Acara ini diselenggarakan untuk menjembatani kesenjangan dalam penyediaan energi bersih dan terbarukan di dunia melalui kerjasama global.

Diharapkan seluruh keluaran yang lahir dari pertemuan dalam BCEF 2016 akan dikonsolidasikan menjadi sebuah dokumen Misi Bali untuk Pengembangan Energi Bersih. Misi Bali ini akan menjadi kerangka perwujudan energi bersih nasional dan dapat berkontribusi pada konteks pembangunan berkelanjutan di tingkat regional dan global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sambutan pembukanya, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengungkapkan pertemuan BCEF sangat penting bukan hanya untuk menguatkan pembangunan energi nasional, namun juga internasional.

"Indonesia diberi kehormatan untuk memulai dialog antar negara yang memiliki kepentingan serupa dalam pengembangan energi bersih," tutur Jusuf di Bali Nusa Dua Comvention Center, Bali, Kamis (11/2).

Melalui kegiatan ini, Jusuf berharap dapat tercipta suatu kemitraan global guna menjembatani kesenjangan dan memastikan tercapainya target energi bersih yang berkelanjutan bagi setiap orang.

Dalam menciptakan energi bersih dan terbarukan selain sumber daya juga dibutuhkan teknologi dan efisiensi. Sementara, saat ini masih ada kesenjangan (gap) antara negara yang memiliki teknologi pengembangan energi yang telah maju dengan negara yang baru mulai melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan.

"Banyak negara yang memiliki teknologi tapi kekurangan sumber daya sebaliknya banyak negara yang memiliki sumber daya tetapi tidak mempunyai teknologi," ujarnya.

Indonesia, menurut Jusuf, sangat beruntung karena sebagai negara kepulauan dikaruniai oleh kekayaan sumber daya energi dan tengah gencar mengembangkan teknologi energi terbarukan yang dapat diandalkan, terjangkau, dan berkelanjutan.

Di tempat yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengungkapkan kolaborasi antar negara dalam menyediakan energi terbarukan merupakan hal yang esensial. Indonesia sendiri telah bergabung dengan IEA bersama dengan China dan Thailand sejak tahun lalu.

"Tidak ada satupun negara yang mampu memenuhi kebutuhan energinya sendirian karena itu kolaborasi ini penting untuk kita laksanakan," ujar Sudirman.

Salah satu terobosan penting dalam BCEF 2016 ini adalah diluncurkannya Clean Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih Indonesia kepada masyarakat internasional. CoE adalah pusat terpadu bagi penelitian, pengembangan hasil penelitian, pendidikan, peningkatan kapasitas pelaksanaan, hingga fasilitasi investasi dalam pengembangan energi bersih dengan tiga menu utama: informasi, teknologi, dan pendanaan.

"CoE akan menjadi kanal penghubung bagi kesiapan nasional dalam mewujudkan sistem energi yang berdasarkan pada sumber energi bersih dan berkelanjutan, karena mendukung upaya percepatan pengembangan energi terbarukan dari tujuh persen menjadi 23 persen dalam komposisi bauran energi nasional pada tahun 2025. Untuk jangka empat tahun ke depan, CoE akan berfokus pada upaya mendukung program pembangunan ketenagalistrikan 35 MW, dimana 25 persennya atau sekitar 8,8 GW akan datang dari energi terbarukan," ujarnya.

Forum BCEF digelar pada 11-12 Februari 2016 dan dihadiri oleh lebih dari 1.200 partisipan yang merupakan perwakilan negara-negara di dunia, antara lain Saudi Arabia, Australia, Timor Leste, Malaysia, Papua Nugini, Srilanka, Kamboja, Hungaria, Amerika Serikat, Denmark, Jepang, Swedia, Selandia Baru, Jerman, Swiss, Inggris, Kroasia, Azerbaijan, Norwegia, Kazakhstan, Finlandia, Spanyol, Iran, Perancis, Belgia dan Uni Eropa; perwakilan dunia usaha; pakar di bidang energi; perwakilan masyarakat sipil dan komunitas muda; serta media massa nasional dan internasional. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER