Permintaan Lesu, Tarif Sewa Kawasan Industri Dijamin Tak Naik

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2016 12:30 WIB
Colliers mencatat tarif sewa lahan industri tertinggi di Indonesia adalah di Bekasi dengan harga US$254,10 per meter per segi.
Colliers mencatat tarif sewa lahan industri tertinggi di Indonesia adalah di Bekasi dengan harga US$254,10 per meter per segi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Himpunan Kawasan Industri (HKI) memastikan tidak akan menaikkan tarif sewa lahan yang dikelolanya sebagai implikasi dari permintaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang diprediksi akan lemah pada kuartal I tahun ini.

Ketua HKI Sanny Iskandar mengatakan telah mengimbau para pengembang yang berada di bawah naungan asosiasinya untuk tidak menaikkan tarif sewa. Sebab kalau tarif sewa lahan naik terus menerus, hal tersebut menjadi disinsentif bagi calon tenant untuk berinvestasi di kawasan industri.

"Kalau bisa, kami harap harga lahan bisa bertahan seperti tahun lalu demi menggairahkan perekonomian. Kita kan harus lihat respon dari market juga," jelas Sanny kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (16/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah itu dilakukan karena HKI memperkirakan penjualan lahan industri tidak akan mencapai seperempat dari target pada kuartal I tahun ini. Ia mengatakan, penjualan lahan industri di Jakarta dan sekitarnya diperkirakan hanya sebesar 100 hektare di kuartal I, atau 14,28 persen dari target penjualan 2016 sebesar 700 hektare.

Ia mengatakan, lemahnya penjualan ini kemungkinan disebabkan oleh kelanjutan perlambatan ekonomi yang dialami pada tahun lalu. Padahal menurutnya, kondisi-kondisi lain sudah terbilang kondusif.

"Kalau kami lihat, kondisi politik sudah sangat stabil. Selain itu, nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah juga semakin stabil. Tapi nyatanya permintaan masih kecil, makanya kami tak bisa melihat dari sisi penjual saja," tambahnya.

Membaik Mulai Kuartal II

Kendati demikian, ia yakin penjualan lahan industri di kuartal-kuartal berikutnya bisa lebih baik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi dan adanya banjir insentif kawasan industri melalui Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2015 tentang Kawasan Industri yang diterbitkan akhir 2015. Menurut Sanny, dampak peraturan tersebut mungkin akan terasa di paruh kedua di tahun ini.

"Maka dari itu, kami tidak akan merevisi target penjualan. Tetap target 700 hektare, atau lebih besar dibanding realisasi tahun lalu sebesar 350 hektare, sekalipun di awal tahun tidak sesuai dengan harapan. Kuartal II kami harap bisa naik lagi," katanya.

Target akhir tahun tersebut diharapkan bisa memperbaiki kinerja penjualan lahan industri yang terus menurun dari tahun ke tahun. HKI mencatat, penjualan pada 2011 sempat mencapai 1.200 hektare lalu menurun pada tahun berikutnya dengan angka 850 hektare. Penjualan itu kemudian berkurang lagi menjadi 650 hektare pada 2013 dan sebesar 450 hektare di 2014.

Saat ini, HKI menaungi 70 kawasan industri yang tersebar di 13 provinsi. Total luas kawasan industri yang dikelola HKI seluas 44.482 hektare dengan realisasi pembangunan seluas 11.929 hektare, atau 26,81 persen dari total lahan yang telah dibuka dengan jumlah tenant sebanyak 9.198 tenant.

Dari sisi harga, Colliers International mencatat rata-rata harga lahan industri tertinggi di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada tahun lalu berada di Bekasi dengan harga US$254,10 per meter persegi. Sementara itu, rata-rata harga lahan industri terendah ada di Serang dengan nilai US$138 per meter persegi. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER