Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, Java Integrated Industrial Park Estate (JIIPE) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur bisa menjadi percontohan bagi 14 kawasan industri prioritas yang tengah dikembangkan di luar Pulau Jawa.
Saleh beralasan, JIIPE merupakan kawasan industri generasi ketiga karena mampu menjadi kota industri yang mandiri. Kawasan industri generasi ketiga, jelasnya, tidak hanya berisikan tenant-tenant industri semata tetapi juga pelengkap lainnya.
“Kawasan industri generasi ketiga itu tidak hanya dipenuhi dengan pabrik-pabrik, tetapi juga dilengkapi dengan kawasan pemukiman, bisnis, pendidikan, hiburan, dan olahraga,” jelas Saleh di Gresik, Jawa Timur melalui siaran pers dikutip Minggu (14/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga mengapresiasi integrasi akses transportasi JIIPE dengan infrastruktur logistik yang meliputi pelabuhan dan jalan tol penghubung JIIPE dengan jalan tol utama dengan panjang 6 kilometer. Saleh juga menyampaikan JIIPE tengah menyusun studi kelayakan untuk pembangunan rel kereta api sepanjang 12 kilometer ke stasiun terdekat.
“Dengan beroperasinya hal itu, JIIPE diharapkan bisa menurunkan biaya logistik sebesar 10 hingga 20 persen dari total biaya produksi,” jelasnya.
Ia berharap, pembangunan JIIPE akan memicu pertumbuhan ekonomi lokal mengingat kawasan ini bisa menyerap 100 ribu tenaga kerja jika telah beroperasi penuh. Saleh juga meyakkini kawasan industri yang memiliki infrastruktur pendukung memiliki daya saing yang lebih tinggi, sehingga industri yang berada di dalamnya juga bisa menikmati hal tersebut.
“Untuk itu, penyediaan kawasan-kawasan industri akan menjadi salah satu prioritas dalam program pembangunan industri nasional ke depan,” jelasnya.
Sebagai informasi, JIIPE merupakan proyek patungan (
joint venture) antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dan PT AKR Corporindo, Tbk dengan nilai investasi Rp 50 triliun dan luas lahan sebesar 2.993 hektare, yang terdiri dari kawqasan industri (1.761,4 hektare), pelabuhan (406,1 hektare), dan perumahan (765,77 hektare).
Pengelolaan kawasan industri ini nantinya akan dilakukan oleh anak usaha kedua perusahaan, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, di mana Pelindo III menjadi pemilik mayoritas dengan porsi kepemilikan saham sbesar 60 persen.
Kota Modern di Luar JawaMelengkapi ucapan Saleh, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Imam Haryono mengatakan pembangunan 14 kawasan industri di luar Jawa juga akan dijadikan kota-kota industri baru dan modern. Hal itu perlu dilakukan mengingat kawasan industri selama ini telah menyumbang 40 persen dari total ekspor non-migas dan menarik investasi 60 persen dari total investasi sektor industri.
Pengembangan tersebut diharapkan juga bisa membuat kawasan industri tersebar merata di Indonesia. Imam berharap porsi kawasan industri di luar Pulau Jawa bisa sebesar 40 persen pada 2035 dari persentase saat ini sebesar 27,22 persen.
“Pemerintah akan bekerja keras untuk terus mendorong upaya pembangunan kawasan-kawasan industri baru, terutama di luar Pulau Jawa, sebagai bagian dari pemerataan industri,” tutur Imam di lokasi yang sama.
Sebagai informasi, ke-14 kawasan industri yang tengah dibangun Kemenperin di luar pulau Jawa dalam jangka waktu lima tahun ke depan adalah Teluk Bintuni di Papua Barat, Buli di Maluku Utara, Morowali dan Palu di Sulawesi Tengah, Bitung di Sulawesi Utara, Bantaeng di Sulawesi Selatan, Konawe di Sulawesi Tenggara, Batulicin dan Jorong di Kalimantan Selatan, Ketapang dan Landak di Kalimantan Barat, Sei Mangkei dan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, dan Tanggamus di Lampung.
(ags)