AP II Pinjam Rp2,1 Triliun ke Tiga Bank BUMN

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Minggu, 21 Feb 2016 09:09 WIB
PT Angkasa Pura II (AP II) memperoleh kredit pinjaman dari sindikasi tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp2,1 triliun.
Sejumlah Pesawat Lion Air terparkir di Terminal 2, Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan operator bandar udara, PT Angkasa Pura II (AP II) memperoleh kredit pinjaman dari sindikasi tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp2,1 triliun.

Ketiga sindikasi bank BUMN tersebut di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jangka waktu pinjaman (tenor) 7-10 tahun.

Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi menjelaskan, kredit pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan Terminal 3 Ultimate dan penebalan landasan pacu (overlay) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengakreng, Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minggu depan kami akan menandatangani kredit sindikasi antara AP II dengan tiga bank BUMN sebesar Rp2,1 triliun," kata Budi dalam keterangan persnya, dikutip Minggu (21/2).

Budi menjelaskan, total dana belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini berkisar antara Rp9 triliun sampai Rp10 triliun. Selain dari sindikasi perbankan, AP II pada bulan Juni 2016 berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun.

"Capex tersebut akan kami gunakan untuk pembangunan dan pengembangan sejumlah bandara di AP II, sebelumnya kami juga sudah menerbitkan obligasi sebesar Rp4 triliun," ungkap Budi.

Menurutnya, total biaya Terminal 3 Ultimate mencapai Rp5,5 triliun. Hingga saat ini realisasi pembangunan fisiknya telah mencapai 96 persen. Terminal tersebut rencananya akan diresmikan pada soft opening Mei 2016.

Pada tahun ini, kata dia, perseroan membidik pendapatan sebesar Rp7,7 triliun atau tumbuh lebih dari 30 persen dibanding target hingga akhir 2015 lalu yang diproyeksikan mencapai Rp5,7 triliun.

Budi mengatakan, perseroan akan fokus mengembangkan pendapatan dari lini bisnis non aerotransport yaitu kargo dan ritel. Jika sebelumnya porsi non aero sebesar 35 persen, tahun depan akan digenjot menjadi 40 hingga 43 persen.

"Kami akan merenovasi sejumlah terminal di beberapa bandara, khususnya yang memiliki wilayah kargo dan kawasan ritel," kata dia.

Untuk laba bersih, perseroan hingga akhir 2016 berharap bisa memperoleh sebesar Rp1,6 triliun sampai Rp1,7 triliun.  

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER