Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan dari akhir pekan lalu karena tertekan sentimen negatif terkait kabar pembatasan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan dan lemahnya bursa global.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (22/2) IHSG memiliki level support 4.635-4.656 dan resisten 4.722-4.761. Menurutnya laju IHSG di sempat bawah area target support 4.700-4.725 dan gagal mendekati target resisten kami di 4.815-4.838.
“Dengan tekanan aksi jual disertai net sell asing yang tinggi, membuat kami berasumsi laju IHSG dapat berpotensi cenderung melanjutkan pelemahan, namun terbatas. Terutama jika sentimen negatif dari dalam negeri masih terus bermunculan,” ujarnya dalam riset, Minggu (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya aksi beli di level pelemahan dapat dilakukan pelaku pasar jika sudah mulai terlihat adanya peningkatan volume beli. Ia menambahkan, sepanjang belum ada sinyal tersebut, maka tren pelemahan masih dimungkinkan terjadi.
“Masih ada utang gap 4.759-4.760. Tetap cermati sentimen yang ada,” katanya.
Mengakhiri pekan kemarin, lanjut Reza, IHSG ditutup di teritori negatif setelah dalam kurun waktu seminggu mencoba untuk break resist di area 4.800, tetapi gagal bertahan di level tersebut.
“Lalu, kabar dari OJK serta Kementerian BUMN yang ingin membatasi Net Interest Margin maksimal di kisaran 4 persen membuat sektor perbankan melemah cukup tajam sejak awal sesi sehingga membuat berat langkah IHSG,” jelasnya.
Ia menilai keadaan tersebut dimanfaatkan para pelaku pasar baik lokal maupun asing dalam melakukan aksi profit taking. Hal itu mengingat IHSG dan beberapa sektor tertentu sudah berada dalam area jenuh beli dalam beberapa hari terakhir.
“Aksi jual tersebut tidak hanya pada saham-saham perbankan namun, juga berimbas pada saham-saham lainnya,” katanya.
Para investor, lanjut Reza, tampaknya masih akan melakukan aksi ‘wait and see’ pada pembukaan perdagangan di pekan ini sebagai aksi ‘cooling down’ setelah penurunan IHSG pada perdagangan Jumat kemarin.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa regional Asia ditutup mayoritas melemah. Sementara ia menyatakan indeks aktifitas industri di Jepang masih melambat di bawah ekspetasi.
“Kekhawatiran terhadap sektor properti di China makin menjadi hingga Departemen Keuangan China berencana memotong pajak dan uang muka atas transaksi rumah,” katanya.
Lanjar menilai, secara teknikal IHSG diprediksi bergerak variatif dan mencoba melawan tekanan.
“Sehingga diperkirakan pergerakan IHSG mixed mencoba rebound pada support MA200 dengan range pergerakan 4.677-4.745. Saham-saham yang mulai dapat diperhatikan yakni BMRI, AKRA, JSMR, TLKM,” katanya.
(gir)