BI Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,6% Tahun Ini

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2016 12:05 WIB
BI yakin pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7 persen pada akhir pekan lalu bakal memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang membahas BI Rate di Jakarta, Kamis (18/2). (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardjojo optimistis pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7 persen pada akhir pekan lalu bakal memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menembus kisaran 5,2-5,6 persen. Sementara inflasi, mantan Menteri Keuangan itu meyakini pergerakannya masi di ambang 4 plus minus 1 persen.

"BI mendukung kebijakan untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu BI rate di bulan Januari dan Februari sudah diturunkan masing-masing 25 persen," ujar Agus di Jakarta, Senin (22/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya instrumen BI rate, Agus mengatakan BI juga telah menurunkan batas ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 6,5 persen pada Februari. Penurunan tersebut, menurutnya, mampu meningkatkan likuisitas perbankan sehingga mampu menyalurkan kredit lebih banyak ke masyarakat.

"Bersama itu dengan kebijakan OJK dan pemerintah, upaya BI itu diharapkan dapat meningkatkan tingkat penyaluran kredit mencapai 14 persen," kata dia.

Ia melihat pertumbuhan ekonomi tahun lalu harus melalui tantangan yang berat. Setidaknya ada tiga tantangan besar yang menurut Agus harus dihadapi pasar keuangan dalam negeri.


Pertama, kebijakan moneter sejumlah bank sentral di negara utama yang bergerak tidak searah. Selanjutnya, kejatuhan harga komoditas di pasar global yang menggerus penerimaan sejumlah negara-negara.

Kejatuhan harga komoditas, kata Agus, menjadi indikator pelemahan permintaan sejumlah negara-negara berkembang. Situasi tersebut diperburuk dengan melemahnya perekonomian negara China.

"Negara berkembang Brazil dan Rusia tahun lalu alami kontraksi bahkan negatif di atas 3 persen. Kami bersyukur 2015  pertumbuhan ekonomi masih tumbuh 4,8 persen. Tapi selama kita konsisten kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2-5,6 persen," jelasnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER