Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardjojo optimistis pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7 persen pada akhir pekan lalu bakal memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menembus kisaran 5,2-5,6 persen. Sementara inflasi, mantan Menteri Keuangan itu meyakini pergerakannya masi di ambang 4 plus minus 1 persen.
"BI mendukung kebijakan untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu BI rate di bulan Januari dan Februari sudah diturunkan masing-masing 25 persen," ujar Agus di Jakarta, Senin (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya instrumen BI rate, Agus mengatakan BI juga telah menurunkan batas ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 6,5 persen pada Februari. Penurunan tersebut, menurutnya, mampu meningkatkan likuisitas perbankan sehingga mampu menyalurkan kredit lebih banyak ke masyarakat.
"Bersama itu dengan kebijakan OJK dan pemerintah, upaya BI itu diharapkan dapat meningkatkan tingkat penyaluran kredit mencapai 14 persen," kata dia.
Ia melihat pertumbuhan ekonomi tahun lalu harus melalui tantangan yang berat. Setidaknya ada tiga tantangan besar yang menurut Agus harus dihadapi pasar keuangan dalam negeri.
Pertama, kebijakan moneter sejumlah bank sentral di negara utama yang bergerak tidak searah. Selanjutnya, kejatuhan harga komoditas di pasar global yang menggerus penerimaan sejumlah negara-negara.
Kejatuhan harga komoditas, kata Agus, menjadi indikator pelemahan permintaan sejumlah negara-negara berkembang. Situasi tersebut diperburuk dengan melemahnya perekonomian negara China.
"Negara berkembang Brazil dan Rusia tahun lalu alami kontraksi bahkan negatif di atas 3 persen. Kami bersyukur 2015 pertumbuhan ekonomi masih tumbuh 4,8 persen. Tapi selama kita konsisten kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2-5,6 persen," jelasnya.
(ags)