Maret 2016, Bank Mandiri Pangkas Bunga Kredit 50 Basis Poin

CNN Indonesia
Rabu, 24 Feb 2016 09:07 WIB
Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 12-14 persen pada tahun ini, setelah sukses menyalurkan kredit sebesar Rp595,5 triliun pada 2015.
Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Finance & Strategy Kartika Wirjoatmodjo (kanan), Direktur Distributions Sentot A. Sentausa (kiri) dan Komisaris Bank Mandiri Goei Siauw Hong seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (18/12). (Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) akan memangkas bunga kreditnya sebesar 25-50 basis poin pada Maret 2016.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penurunan bunga kredit diutamakan untuk segmen pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Untuk segmen lain, ujarnya, perseroan masih akan mempertimbangkan kondisi likuiditas yang dinilai kembali mengetat belakangan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kartika mengatakan, dari seluruh segmen kredit Mandiri, kredit sektor UMKM memang masih dipatok dengan bunga kredit yang tinggi. Hal itu dikarenakan biaya pelayanan, yang termasuk dalam biaya operasional (overhead cost) perbankan untuk pelayanan segmen mikro tergolong tinggi.

"Cost to serve (biaya pelayanan) memang mahal. Kita harus buka cabang kantor untuk itu," ucapnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (23/2).

Sedangkan untuk beberapa segmen lain, lanjut Kartika, tidak semua bunga kredit bertengger di dua digit. Misalnya, untuk segmen korporasi yang sudah berada di bawah 10 persen.

Dia menambahkan untuk menentukan pemangkasan bunga kredit pada Maret, pihaknya akan melihat kondisi likuiditas, yang ditengarai kembali mengetat akhir-akhir ini.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, sebelumnya kondisi likuiditas perbankan memang sedikit lebih ketat. Salah satu penyebabnya adalah penerbitan obligasi pemerintah yang mampu menarik dana dari perbankan.

Pada awal Februari ini, Mandiri juga pernah mengemukakan rencana untuk melakukan penyesuaian suku bunga dana, menyusul diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin, menjadi 7,25 persen pada Januari 2016 lalu.

Budi mengatakan penurunan bunga kredit di Indonesia memang diperlukan untuk menstimulus kegiatan ekonomi, terutama sektor riil. Kemudahan fasilitas pembiayaan juga diperlukan agar pelaku usaha domestik dapat bersaing dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Target Kredit

Pada tahun ini, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 12-14 persen, setelah pada tahun lalu sukses menyalurkan  kredit sebesar Rp595,5 triliun atau tumbuh 12,4 persen dibanding 2014.

“Penyaluran kredit tahun lalu didominasi oleh kredit produktif yang tumbuh sekitar 13 persen (yoy) menjadi Rp463,8 triliun,” ujar Kartika.

Pada 2015, kredit investasi Bank Mandiri tumbuh 14,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 12,3 persen.

Sektor terkait infrastruktur yaitu konstruksi mencatat akselerasi pertumbuhan kredit sebesar 4,2 persen menjadi Rp19,1 triliun. Sementara, kredit untuk industri pengolahan yang mencapai Rp126,9 triliun atau tumbuh sebesar 21,7 persen.

Selain itu, kredit UMKM mencatat pertumbuhan sebesar 3,2 persen menjadi Rp75,8 triliun.

Dari sisi segmen, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis. Pertumbuhan tertinggi pada penyaluran kredit mikro yang mencapai 22,9 persen menjadi Rp42,5 triliun pada akhir Desember 2015. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat sebanyak 1.108.992 nasabah.

Sementara, kredit konsumsi naik 11,7 persen menjadi Rp72,3 triliun dan kredit business banking naik 7,9 persen (yoy) menjadi Rp60,4 triliun.

Untuk kredit korporasi, tercatat tumbuh 13,1 persen menjadi Rp200,1 triliun dan kredit komersial meningkat 12,4 persen menjadi Rp160,7 triliun.

“Mandiri dikenal sebagai bank corporate tapi sebenarnya bisnis mikronya juga besar sekali,” ujar Kartika.

Dari sisi simpanan, Bank Mandiri sepanjang tahun lalu mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar R676,4 triliun dari Rp636,4 triliun pada tahun 2014. Dari pencapaian itu, total dana murah yang terkumpul adalah Rp443,9 triliun yang didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp19,3 triliun menjadi Rp271,7 triliun.

Adapun rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) Mandiri tahun lalu ada di level 87,7 persen naik dari kondisi tahun 2014, 82,9 persen. Sedangkan rasio pinjaman gagal bayar bersih (non performing loan/ NPL net) naik tipis sebesar 0,09 persen menjadi 0,9 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER