Pemerintah Hati-Hati Ambil Keputusan Soal Nasib Blok Masela

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2016 16:10 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah belum mengambil keputusan terkait skema pengembangan blok migas Masela.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menyampaikan keterangan pers sebelum bertolak ke Amerika Serikat di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (14/2). (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah masih berhati-hati dan menunggu waktu yang tepat untuk memutuskan nasib pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) di blok Masela, Maluku.

"Karena proyeknya besar, jadi harus hati-hati dan perhitungannya juga harus baik," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di gelaran Indonesia Summit, Jakarta Kamis (25/2).

Dia menegaskan pemerintah belum membuat keputusan resmi dan dipastikan dalam waktu dekat skema pengembangan blok Masela akan diputusakan guna memberikan kepastian penanaman modal bagi Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang lagi diambil keputusan oleh pemerintah. Kita menunggu hari yang baik," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengklaim pemerintah telah memilih skema darat (onshore) untuk mengembangkan blok migas yang ditaksir memiliki cadangan gas 10 triliun kaki kubik (TCF) itu.

Rizal mengatakan, keputusan ini diambil setelah dilakukan pembahasan secara menyeluruh dan hati-hati dengan memperhatikan masukan dari banyak pihak.

Dalam kajiannya, Rizal memperkirakan biaya pembagunan kilang darat (onshore) akan menelan biaya investasi sebesar US$16 miliar. Sedangkan jika dibangun kilang apung di laut (offshore), biayanya mencapai US$22 miliar.

Dengan demikian, skema pengembangan kilang di darat US$6 miliar lebih murah dibandingkan dengan kilang di laut.

“Pertimbangannya, pemerintah sangat memperhatikan multiplier effects serta percepatan pembangunan ekonomi Maluku khususnya, dan Indonesia Timur pada umumnya,” ujarnya.

(ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER