Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa produsen ban kendaraan asal China bersiap hijrah dan memindahkan pabriknya ke Indonesia guna menghindari tarif pajak ekspor tinggi yang diterapkan oleh pemerintah negaranya.
Rencana itu dikemukakan oleh General Manager PT Eastern Ogreen Indonesia, produsen ban Shandong di Indonesia, Fitri Zenitia.
Menurut Fitri, pemerintah China saat ini membebankan pajak ekspor sekitar 30-50 persen. Hal itu membuat produsen-produsen ban mulai melirik negara lain sebagai basis produksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di samping itu, akan lebih efisien jika produksi dilakukan di Indonesia karena bahan baku karetnya juga diimpor dari Indonesia. Adanya dua faktor itu memang menjadi insentif bagi produsen ban China untuk berinvestasi di Indonesia," jelas Fitri di Jakarta, Senin (29/2).
Ia melanjutkan, saat ini industri ban di China tengah memperkuat daya saing karena banyak perusahaan yang mulai berorientasi ekspor. Di samping itu, produsen ban asal China juga berharap bisa menggarap pasar domestik Indonesia mengingat karakteristik konsumennya menjadikan harga sebagai preferensi utama dalam membeli ban.
"Mereka juga melihat pasar lokal karena pembeli ban Indonesia itu cenderung suka dengan harga-harga yang murah namun dengan kualitas yang setara dengan harganya. Setelah kami amati pasar, ternyata banyak sekali ban-ban yang harganya mahal namun ternyata kualitasnya tidak sesuai, justru itu bukan buatan China," tuturnya
Terkait hal tersebut, ia memberi contoh perusahaannya yang kini sedang merealisasikan investasinya senilai US$ 501 juta di Cikampek, Jawa Barat. Fitri mengatakan, 75 persen dari produksinya akan ditujukan bagi pasar ekspor dan 25 persen sisanya untuk pasar domestik.
"Pabrik kami nantinya akan melakukan ekspor ke China, Australia, Italia, Spanyol, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat. Jika rencana kami berjalan lancar, tak menutup kemungkinan nanti prinsipal kami di China akan memindahkan produksinya ke sini," tambah Fitri.
Kendati demikian, Fitri belum mendapat informasi terkait pelaku industri ban lain asal China yang akan masuk ke Indonesia. Ia mengatakan, jika Indonesia tetap menpertahankan bea keluar ekspor yang kompetitif, maka investasi ban China akan terus mengalir masuk ke dalam negeri.
"Setelah itu mungkin produksi ban asal China bisa mengubah pola pikir masyarakat Indonesia yang selalu menganggap kualitasnya masih buruk karena mentang-mentang itu produk China," ujarnya.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor karet, barang dari karet, dan plastik menyentuh angka US$ 694,47 juta. Angka ini meningkat 27,68 persen dari tahun sebelumnya dengan besaran US$ 543,9 juta.
Sementara itu, pertumbuhan realisasi investasi PMA asal China, termasuk Hong Kong, di tahun 2015 meningkat 7,58 persen. Tercatat, realisasi investasi asal China pada tahun lalu sebesar US$ 1,56 miliar atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,45 miliar.