Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJB) mengincar pertumbuhan laba bersih sebesar 12 persen pada 2016 menjadi Rp1,54 triliun, melambat dari penaikan sepanjang 2015 karena antisipasi penurunan bunga kredit menjadi satu digit.
Sepanjang tahun lalu, BJB membukukan laba bersih sebesar Rp1,38 triliun, tumbuh 24,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama BJB Ahmad Irfan mengatakan, tahun ini manajemen menargetkan pertumbuhan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan tahun lalu karena perusahaan telah mengantisipasi penurunan bunga kredit hingga mencapai satu digit pada akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Memang target pertumbuhan laba bersih itu turun karena mengantisipasi penurunan bunga kredit menjadi satu digit dengan memperhitungkan
cost of fund kita yang masih di 5,9 persen saat ini,” ujarnya dalam acara Analyst Meeting di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (29/2).
Terkait kinerja 2015, ia mengungkapkan penyumbang laba bersih sepanjang tahun lalu bersumber dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp4,98 triliun atau naik 11,5 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan berbasis biaya (fee based income) tumbuh 10,9 persen menjadi Rp442 miliar.
“Seiring dengan meningkatnya laba perusahaan, total aset Bank BJB sepanjang tahun 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 16,9 persen secara tahunan, atau mencapai Rp88,7 triliun,” ujar Ahmad .
Menurut Ahmad, kenaikan total aset sepanjang tahun 2015 berasal dari kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 17,1 persen menjadi Rp67,6 triliun dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 52,4 persen.
Adapun rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BJR tahun lalu mencapai 88,1 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 93,2 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BJB naik tipis dari 16,1 persen menjadi 16,2 persen.
Incar Pertumbuhan Kredit 15 PersenDari sisi portofolio kredit, sepanjang 2015 BJB menyalurkan kredit hingga Rp55,3 triliun atau meningkat 12 persen dari capaian 2014. Adapun rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kotor tercatat turun signifikan dari 4,1 persen pada akhir tahun 2014 menjadi 2,9 persen per akhir Desember 2015.
Apabila dirinci, segmen kredit konsumer tercatat tumbuh 13,8 persen dari tahun sebelumnya, menjadi Rp38,2 triliun, dengan jumlah nasabah yang meningkat dari 350,45 ribu menjadi 364,83 nasabah.
Pertumbuhan penyaluran kredit juga terjadi di segmen kredit komersial yang tumbuh 35 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp9,25 triliun dan segmen kredit pemilikan rumah yang tumbuh 1,4 persen menjadi Rp4,51 triliun. Sementara, segmen kredit mikro BJB sepanjang tahun lalu turun 26,1 persen menjadi Rp3,33 triliun.
"Target pertumbuhan kredit tahun ini secara keseluruhan 13-15 persen," ujar Ahmad.
Adapun margin bunga bersih (
net interest margin/NIM) BJB tahun lalu tercatat turun dari 6,8 persen pada akhir 2014 menjadi 6,3 persen.