Ogan Komering Ilir, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap peringkat industri
pulp dan kertas Indonesia bisa terdongkrak oleh produksi pabrik baru
pulp dan kertas PT OKI Pulp and Paper Mills, anak usaha Asia Pulp and Paper (APP) milik grup Sinar Mas, di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Saat ini, industri pulp Indonesia menduduki peringkat sembilan di dunia. Sementara, industri kertas nasional menduduki peringkat enam dunia.
"Setelah pabrik ini berproduksi nanti peringkat industri
pulp Indonesia akan jadi nomor enam di dunia dan di Asia akan jadi nomor tiga setelah China dan Jepang. Untuk industri kertas, bisa naik jadi peringkat tiga dunia," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi pabrik tersebut di Ogan Komering Ilir, Selasa (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Saleh, peluang pasar dalam negeri masih terbuka, mengingat konsumsi per kapita kertas di Indonesia masih sangat rendah yakni 32,6 kilogram (kg) dibanding negara lainnya, antara lain Amerika 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark 270 kg, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg, Singapura 180 kg, Korea 160 kg, dan Malaysia 106 kg.
“Saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020. Hal ini dapat menjadi potensi Indonesia, untuk dapat meningkatkan ekspor
pulp dan kertas,” ujarnya.
Berdasar data Kemenperin, saat ini industri
pulp dan kertas nasional masing–masing menghasilkan 8 juta ton per tahun untuk
pulp dan 13 juta ton per tahun untuk kertas dengan melibatkan 81 industri.
Tahun ini, lanjut Saleh, proyeksi pertumbuhan
pulp dan kertas nasional diprediksi akan tumbuh 3-4 persen. Pasalnya produk
pulp dan kertas merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikonsumsi seiring dengan tumbuhnya populasi penduduk dunia serta seiring dengan mulai beroperasinya pabrik Oki Pulp and Paper.
Direktur APP – Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengungkapkan pabrik bernilai Rp40 triliun ini diperkirakan mulai beroperasi pada Oktober 2016. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2 Juta ton
pulp dengan porsi ekspor 80 persen dan 500 ribu ton kertas tisu dengan porsi ekspor 95 persen.
“OKI Pulp and Paper berpotensi menyumbang devisa negara sebesar US$1,5 miliar per tahun,” ujar Suhendra.
Dengan nilai ekspor tersebut, lanjut Suhendra, OKI Pulp and Paper akan meningkatkan ekspor Sumatera Selatan sebesar 32 persen dan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut sebesar 11 persen, di samping turut mendukung program hilirisasi yang diprogramkan Pemerintah.
Pabrik Oki Pulp and Paper berdiri di areal 1700 hektar dan membangun infrastuktur pembangkit listrik berkapasitas 400-500 Megawatt (MW).
“Oki Pulp dan Paper juga mengedepankan teknologi perintis yang bukan saja hemat energi tapi juga sangat ramah lingkungan karena memanfaatkan energi terbarukan yang berasal dari kulit kayu, menggunakan 100 persen bahan baku kayu yang berasal dari HTI dan juga menghemat pemakaian air,” ujarnya.
Managing Director Sinar Mas G. Sulistyanto berharap kehadiran Oki Pulp and Paper di Indonesia bisa meningkatkan posisi industri baik
pulp maupun kertas tidak hanya di Indonesa tapi di mata dunia.
"Oleh karenanya kami sebagai bagian dari Indonesia butuh dukungan dari berbagai pihak agar dapat mewujudkan perekonomian Indonesia, salah satunya melalui Industri ini,” ujar Sulistyanto.