Harga BBM Indonesia Lebih Mahal Rp3 ribu Dibanding Malaysia

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2016 14:23 WIB
Harga BBM jenis RON 95 yang dijual Pertamina lebih tinggi Rp3.730 per liter dibandingkan harga BBM dengan kualitas sama yang dijual di Malaysia.
Harga BBM jenis RON 95 yang dijual Pertamina lebih tinggi Rp3.730 per liter dibandingkan harga BBM dengan kualitas sama yang dijual di Malaysia. (REUTERS/Bazuki Muhamad).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyayangkan begitu lebarnya selisih harga jual bahan bakar minyak (BBM) diantara dua negara satu rumpun, Indonesia dan Malaysia. Faisal menghitung ada selisih lebih mahal Rp3 ribu per liter yang harus dibayarkan warga Indonesia untuk BBM dengan kualitas yang sama.

Ia mencatat, harga BBM berkadar oktan (RON) 95 yang dijual di Malaysia adalah 1,6 ringgit atau setara Rp5.120 per liter. Harga per 1 Maret 2016 tersebut lebih rendah 8,57 persen dibandingkan harga bulan sebelumnya di angka 1,75 ringgit.

Sementara PT Pertamina (Persero) yang menyebut bensin RON 95 di Indonesia dengan nama Pertamax Plus, menjualnya dengan harga Rp8.850 per liter. Harga itu hanya turun 2,21 persen dibandingkan harga jual bulan sebelumnya Rp9.050 per liter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga bisa diketahui, perbedaan harga jual BBM dengan kualitas yang sama di kedua negara mencapai Rp3.730 per liter. Rakyat Malaysia bisa menikmati harga BBM yang lebih murah dibandingkan Indonesia.

“Perbedaan harga sebesar Rp3 ribu per liter, sungguh sangat besar. Lebih miris, Malaysia tidak mengenakan pajak untuk BBM sementara di Indonesia dikenakan pajak 15 persen,” kata Faisal, dikutip Rabu (2/3).

Meskipun bensin jenis RON 95 merupakan BBM non subsidi yang penetapan harganya dilakukan oleh Pertamina, namun Faisal mengaku heran mengapa pemerintah selaku pemilik saham tunggal perusahaan tidak tergerak mempertanyakan perbedaan harga tersebut.

“Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga, mengapa tidak dipertanyakan pula keganjilan peredaan harga antara Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus?” kata Faisal.

Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas itu menyayangkan tidak adanya transparansi formula perhitungan harga BBM di Indonesia, terutama yang ditetapkan oleh Pertamina untuk BBM non subsidi.

“Saatnya kita menuntut transparansi formula perhitungan harga BBM di Indonesia, termasuk harga avtur dan harga BBM untuk kapal yang tak kalah mahalnya,” tegasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER