Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah membidik peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi dengan Slovenia. Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Slovenia yang terdiri atas sejumlah pejabat, anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Slovenia, dan tujuh orang pelaku usaha Slovenia dari berbagai sektor.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengungkapkan Indonesia memiliki daya tarik bagi investor asing pasca terbukanya pasar Asean. Dalam pertemuan itu, delegasi Slovenia berniat untuk menjajaki peluang bisnis dan investasi di Indonesia.
“Terbukanya pasar Asean membuat negara-negara di Eropa dan Amerika berlomba-lomba melebarkan sayap usahanya di pasar Asia Tenggara, tidak terkecuali Slovenia,” ujar Nus usai menghadiri pertemuan dengan delegasi Slovenia di gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (4/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain melakukan pertemuan bisnis dengan pengusaha Indonesia, delegasi Slovenia juga akan mengunjungi beberapa perusahaan di Jakarta guna mencari mitra bisnis potensial untuk melakukan joint venture. Tak hanya itu, delegasi juga akan melihat aktivitas produksi secara langsung.
Sektor yang menjadi target Slovenia dalam kunjungannya kali ini antara lain sektor energi, pengolahan kayu, transmisi elektronik, alat pertahanan, dan pengelolaan sampah.
Diharapkan, kehadiran delegasi bisnis Slovenia bisa meningkatkan ekspor Indonesia ke Slovenia secara khusus dan ke Eropa secara umum.
Menurut Nus, sejak hubungan bilateral antara Indonesia dan Slovenia terjalin sejak 1992, kerja sama perdagangan antara kedua negara terus meningkat. Total perdagangan Indonesia dengan Slovenia tahun lalu tercatat sebesar US$106 juta atau meningkat 11,74 persen dari tahun sebelumnya.
“Kalau kita lihat total perdagangan dari Slovenia baru 0,4 persen dari total perdagangan Indonesia. Jadi harapan kami adalah bagaimana terus menerus melakukan komunikasi dengan pelaku bisnis dari Slovenia dan juga Indonesia,” ujarnya.
Saat ini, mitra dagang utama Indonesia di Eropa antara lain Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol. Sementara, mitra dagang utama Slovenia adalah Jerman, Austria, Kroasia, Italia , dan Perancis.
Nilai Perdagangan KecilTahun lalu, neraca perdagangan Indonesia dengan negara pecahan Yugoslavia itu menunjukkan surplus. Ekspor Indonesia ke Slovenia tercatat US$93,25 juta atau naik 12,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, impor Indonesia dari Slovenia tahun lalu hanya sebesar Rp12,78 juta atau naik 4,09 persen dari tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Nus menilai perekonomian Slovenia cenderung stabil dibandingkan negara-negara pecahan Yugoslavia lainnya. Pendapatan per kapita Slovenia termasuk yang tertinggi di Eropa Tengah.
Produk utama ekspor Indoesia ke Slovenia adalah karet alam dengan nilai US$49,57 juta atau setara dengan 53,16 persen dari total ekspor Indonesia ke Slovenia (53,16 persen); batubara senilai US$12,08 juta (12,96 persen); senyawa amino sebagai oksigen dengan nilai US$5,2 juta (5,58 persen); kertas dan karton tak dilapisi dengan nilai US$3,79 juta (4,07 persen); dan komponen untuk perekam dengan nilai US$1,69 juta (1,81 persen).
“Slovenia, bisa dijadikan target baru negara tujuan ekspor untuk beberapa komoditas. Misalnya, furniture, saya kira Indonesia cukup bagus, kemudian, kertas dan produk turunan kertas,” ujarnya.
Di sisi lain, produk utama impor Indonesia dari Slovenia didominasi oleh produk logam dan manufaktur seperti rolling mills dari logam dengan nilai impor US$2,49 juta atau setara dengan 19,48 persen dari total impor Indonesia dari Slovenia (19,48 persen); mesin cuci piring senilai US$1,73 juta (13.59 persen); dan keran pipa sebesar US$1,05 juta (8,2 persen).
(gen)