Penguatan Rupiah Bakal Dorong Ekspor Produk Makanan Olahan

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2016 19:49 WIB
Dengan menguatnya rupiah terhadap dolar maka biaya bahan baku impor makanan olahan menjadi lebih rendah, sehingga diharapkan bisa menaikkan ekspor.
Dengan menguatnya rupiah terhadap dolar maka biaya bahan baku impor makanan olahan menjadi lebih rendah, sehingga diharapkan bisa menaikkan ekspor. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan produk ekspor makanan olehan Indonesia akan semakin kompetitif menyusul penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dalam beberapa pekan terakhir. Hingga siang ini, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) berada di level Rp13.159 per dolar atau menguat 101 basis point (bsp) dibandingkan kemarin.

“Saya kira, dengan menguatnya rupiah (terhadap dolar), beberapa komoditi ekspor, misalnya saja processed food dimana kebergantungan konten impornya cukup tinggi, ini akan memberikan suatu peningkatan daya saing,” tutur Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (4/3).

Dengan menguatnya rupiah terhadap dolar maka biaya bahan baku impor pengusaha lebih murah. Sehingga tidak menutup kemungkinan harga jual ekspor produk makanan olahan bisa semakin murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dengan menguatnya rupiah, saya kira, sudah tentu harga makanan olahan ekspor bisa lebih murah lagi,” ujarnya.

Nus menjelaskan, sesuai arahan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Kemendag memperkirakan kinerja ekspor tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu kendati masih akan mengalami kontraksi sebesar satu hingga lima persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun lalu, ekspor nasional tercatat hanya mencapai US$150,25 miliar atau turun 14,62 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 dengan ekspor nonmigas mencapai US$131,70 miliar atau menurun 9,77 persen. Adapun ekspor makanan olahan tercatat US$843 juta atau naik delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya, US$779 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER