Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tengah berlangsung dilatarbelakangi oleh desarsnya aliran modal asing (capital flow) yang masuk ke Indonesia."Para pemilik dana menganggap investasi di Indonesia menjanjikan, uangnya masuk ke sini (Indonesia). Kalau masuk ke sini, rupiah kita menguat," kata Darmin di Jakarta, Jumat.Darmin mengatakan, masuknya aliran modal ke Indonesia disebabkan oleh tren suku bunga negatif yang terjadi di Uni Eropa maupun Jepang, serta lemahnya perekonomian di negara berkembang seperti Tiongkok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari fenomena tersebut, kata dia para investor asing pun mengalihkan dananya ke Indonesia.
Ini lantaran perekonomian Indonesia saat ini dalam keadaan yang baik, dengan tingkat bunga acuan yang memadai, meski pun masih relatif tinggi.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan, pemerintah sendiri telah menyiapkan berbagai langkah agar dana tersebut tetap bertahan di Indonesia, walau nantinya ada pembalikan modal.
Meski begitu, ia memprediksi kemungkinan pembalikan modal itu tidak akan terlalu menganggu kinerja rupiah."Kita tentu menjaga dengan meneruskan langkah-langkah yang kita lakukan selama ini. Tapi saya percaya ini tidak seperti di masa lalu, ketika AS mau meningkatkan tingkat bunga, suasananya sudah bergejolak," ujarnya.Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 89 poin menjadi Rp13.143 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.232 per dolar AS."Mata uang rupiah melanjutkan penguatan sejalan dengan pelemahan dolar AS di kawasan Asia akibat harga minyak mentah dunia yang berada dalam tren penguatan. Sentimen eksternal itu menjaga laju mata uang domestik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat sore ini, berada di level 34,48 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 36,88 dolar AS per barel.Rangga menambahkan laju dolar AS yang negatif itu juga seiring dengan sentimen dari data indeks non-manufaktur Amerika Serikat yang menurun mengikuti indeks manufaktur. Aktivitas non-manufaktur AS turun ke 53,4 pada bulan Februari dari bulan Januari sebesar 53,5. (dim/dim)