BCA: Penarikan Biaya Cek Saldo Perlu Kajian Mendalam

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Mar 2016 12:49 WIB
Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati mengatakan penarikan biaya cek saldo tersebut masih berupa wacana dan memerlukan kajian yang mendalam.
Ilustrasi kantor PT Bank Central Asia Tbk. (REUTERS/Garry Lotulung)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meluruskan pemberitaan mengenai rencana penarikan biaya untuk cek saldo bagi para nasabahnya. Perusahaan menilai hal itu masih berupa wacana dan perlu kajian yang mendalam.

Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati mengatakan penarikan biaya cek saldo tersebut masih berupa wacana dan memerlukan kajian yang mendalam. Ia menambahkan, saat ini nasabah masih dapat melakukan transaksi seperti biasa.

“Sebetulnya baru menyampaikan wacana yang masih sangat awal. Namun untuk nantinya apabila BCA ingin lakukan hal itu akan dikaji lebih dalam dulu, tidak bisa secara langsung diterapkan. Saat ini, nasabah tetap dapat bertransaksi melalui ATM sebagaimana biasa,” ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (5/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan bahwa saat itu Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sebenarnya memberikan informasi mengenai perbedaan bisnis bank yang mengutamakan simpanan deposito dengan bank yang lebih berfokus ke simpanan berbiaya murah (current account saving account/CASA).

“Sebetulnya Pak Jahja hanya menjelaskan terkait perbedaan bank deposito dan bank CASA. Mungkin ada salah tangkap,” katanya.

Inge mengaku setelah adanya berbagai pemberitaan tersebut, banyak nasabah menanyakan kejelasan informasi dan melayangkan komplain terkait rencana itu. Ia menyatakan ramainya respon tersebut dikarenakan nasabah ritel BCA merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia.

“Setelah ada berita tersebut, memang banyak nasabah menanyakan dan komplain. Itu mungkin karena nasabah ritel kami salah satu yang terbesar dan sangat aktif dalam bertransaksi,” katanya.

Asal tahu saja, per akhir Desember 2015, BCA memfasilitasi layanan transaksi perbankan kepada 14 juta rekening nasabah melalui 1.182 cabang, 17.081 ATM dan ratusan ribu EDC dengan dilengkapi layanan internet banking dan mobile banking.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung langkah manajemen BCA yang akan mengenakan biaya tambahan terhadap transaksi nasabah melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dukungan ini dilontarkan OJK sepanjang kebijakan tersebut dapat menghasilkan efisiensi perbankan.

"Dari sisi pengawasan sepanjang strategi tersebut menghasilkan efisiensi tentunya baik," tutur Kepala Departemen Pengawas Bank 3 OJK Teguh Supangkat melalui pesan singkat kepada cnnindonesia.com, Jumat (4/3).

Teguh mengatakan, sepanjang yang ia ketahui tujuan manajemen BCA mengenakan biaya atas transaksi ATM, dimaksudkan guna mendorong nasabah agar beralih memanfaatkan teknologi yang lebih efisien.

Satu diantaranya ialah transaksi perbankan melalui internet (internet banking) yang diketahui bebas biaya alias gratis.

"Namun (pengenaan biaya atas transaksi via ATM) perlu dibarengi edukasi yang baik kepada nasabah terkait internet banking," ujarnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER